Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Menangisi Tradisi: Fenomena Bissu dalam Kebudayaan Dominan

Diperbarui: 10 Oktober 2022   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sangdipa

* Disampaikan dalam Talk Show Budaya, Artfest 2022 Sangdipa

Kenyataan umum yang kita alami dan ketahui, bahwa dalam sejarah kehidupan manusia, terdapat dua arus kebudayaan besar, pertama Kebudayaan Tradisional dan kedua Kebudayaan Modern. Secara faktual maupun teoritis, Kebudayaan Tradisional lebih awal keberadaannya dalam dalam peradaban manusia, ketimbang Kebudayaan Modern, yang muncul menyusul kemudian.

Dari sisi pengertian, Kebudayaan Tradisional sering dipahamai sebagai sistem hidup manusia yang berbasis nilai-nilai moral dan etik yang bersumber pada prinsip-prinsip spritualisme dan/atau religiusitas tertentu. Sementara Kebudayaan Modern, umumnya dikenal sebagai sistem kehidupan manusia yang berbasis pada nilai-nilai ilmiah dan/atau rasionalisme.

Sumber-sumber nilai dalam Kebudayaan Tradisional adalah kitab-kitab suci atau manuskrip-manuskrip yang berisi prinsip-prinsip kehidupan yang bersifat ketuhanan/ilahiyah, atau kodifikasi prinsip-prinsip moral dan etik dalam adat-adat tertentu, yang umumnya (telah) dipengaruhui oleh prinsip-prinsip suci suatu agama.

Jejakfakta.com

Sementara sumber nilai utama Kebudayaan Modern adalah hasil pemikiran rasional dari ilmuan. Pemikiran rasional ini diperoleh melalui suatu studi atau penelitian terhadap problem-problem yang dihadapi manusia. Pemikiran rasional sebagai sumber nilai, umumnya berbentuk teori-teori ilmiah yang telah mapan dan diterima secara universal. Pemikiran rasional diperoleh dengan menggunakan metode penalaran logika atau akal manusia yang bersifat independen, termasuk tidak boleh dipengaruhi oleh nilai-nilai spiritual atau religiusitas.  

Dari sisi historitas, Kebudayaan Tradisional merupakan awal dari kebudayaan manusia. Jejaknya telah ada dalam penanggalan sebelum Masehi dan setelah Masehi (sampai sekarang). Misalnya dalam konteks sejarah kebudayaan nusantara, dalam literatur, kita mengenal Kebudayaan Tradisional, baik yang bercorak hinduisme/budhisme atau kebudayaan khas dari masyarakat adat tertentu yang dianut oleh masayarakat nusantara, diberbagai daerah. Sementara Kebudayaan Modern, keberadaanya di masa penanggalan Masehi. Bermula dari kehidupan bangsa Eropa abad pencerahan, sekitar abad 15 atau 16, hingga abad mutakhir sekarang ini.

Dari sisi paradigma (pandangan dasar), baik Kebudayaan Tradisional maupun Kebudayaan Modern, memiliki perbedaan. Perbedaan ini karena perbedaan sumber-sumber nilai dari masing-masing kebudayaan. Kebudayaan Tradisional memiliki pandangan dasar terhadap kehidupan, yang diletakkan diatas landasan atas keyakinan akan adanya Kekuatan Gaib atau supramanusiwai/suprarasional, yang mencipta, mengatur dan mengendalikan kehidupan manusia. Sehingga, Kebudayaan Tradisional secara umum, berkaitan langsung dengan keyakinan keagaamaan atau religiusitas, atau keyakinan manusia terhadap roh-roh, jiwa atau ketuhanan: segala sesuatu yang bersifat metafisika, yang dianggap memiliki kekuatan yang meliputi kehidupan manusia, alam atau benda-benda.

dok sangdipa

Sementara Kebudayaan Modern, memiliki paradigma yang diletakkan diatas rasioanalisme. Dalam realitasnya seringkali menentang pandangan tentang 'alam gaib', karena dianggap irrasional. Paradigma Kebudayaan Modern mendasarkan diri pada kebenaran material atau fisik, bukan metafisik. Alam fisikal atau alam empiris, atau apa yang dapat diinderawi, menjadi dasar kebenaran dari paradigma Kebudayaan Modern.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline