Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Kesombongan Ilmu

Diperbarui: 27 Mei 2022   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

islami.co

KESOMBONGAN ILMU

Tumpukan buku-buku bercerita tentang dirinya sendiri; tentang kebenaran yang ada di mulutnya setelah mengunyah sepotong bintang dan sepenggal mutiara dari ketinggian cakrawala tak terhingga dan kedalaman samudera yang maha; dadanya membusung seperti gunung yang berdiri di atas kaki kesombongannya; "kebenaran itu tunggal dan tidak boleh dibagi, itu hanya milikku sendiri". Ia berkata.

Di atas meja ilmu, kebenaran telah jatuh sebagai cermin yang berkeping-keping. Setiap tangan memungut kepingannya yang runcing dan setiap jiwa telah merasa memiliki kebenaran. Dan akhirnya setiap perjumpaan adalah perseteruan tentang kebenaran, sebab sang kebenaran telah dibatasi dengan pagar-pagar kepemilikan. Setiap kaki yang melangkah jauh dari miliknya, maka runcing kepingan cermin itu akan menumpahkan darah.

Tumpukan buku-buku di atas meja ilmu hanya mengajarkan tentang cara memiliki bintang-bintang dan mutiara, tidak mengajarkan bagaimana menjadi bintang, bagaimana menjadi mutiara.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline