Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Dua Puisi: Pergantian Musim dan Sejarah

Diperbarui: 25 April 2022   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bahasa.newsbytesapp.com

PERGANTIAN MUSIM

Langit memanjakan wajahnya dengan warna-warna kelabu, sebab mendung mendatanginya di pagi hari mendahului matahari. Langit berkata pada mendung, "Kenapa engkau datang, sepanjang musim ini aku tidak pernah berduka di pagi hari". "Banyak pohon-pohon berduka sepanjang musim ini dan mereka menanti kedatanganmu, setiap helai nafas adalah kecemasan yang pasti", berkata mendung pada langit.

Segera langit mengirim kabar pada matahari, untuk menjumpainya setelah kelabu pipinya sirna bersama tawa riang pohon-pohon yang merana, selama percintaan langit dan matahari sepanjang musim ini. Hujanpun tumpah dari pori-pori awan dan menjadi pahlawan bagi kekasihnya pada musim yang baru tiba ini.

Segera Tuhan mengulum senyumnya, menyaksikan ciptaannya patuh mengikuti irama nafasNya yang berhembus disetiap urat nadi semesta.

SEJARAH

 

Putaran waktu bergerak ke titik hampa yang penuh labirin, tanda berarak menuju ke waktu tak bernama dalam kepastian nyata: itulah sejarah sebagai bahtera Nuh tempat manusia menumpang, berlayar ke pelabuhan Abadi.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline