Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Nyanyian Gersang Tanpa Seruling Rumi

Diperbarui: 18 April 2022   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

rumisufi.blogspot.com

NYANYIAN GERSANG TANPA SERULING RUMI

Gersang nyanyian mengalir dari kerongkonganmu saudaraku. Setelah enggan lagi kau pada jerit seruling Rumi, yang iramanya hidup mengiring. Lagumu membentur tembok hati dan tanggal sendiri nadanya satu persatu, luruh maknanya bersama debu terseret-seret ditarik angin yang gerah. Rasa hatiku tetap saja kering dihangus kemarau rindu yang membunuh.

Lagu tanpa nada seruling Rumi, erangan rasa sakit dibelai lagu Kekasih. Kini hampa hinggap dihelai-helai jiwa, dirundung duka kematian diri. Berhentilah bernyanyi saudaraku, lirik khotbahmu membuat perih urat rindu sebab kemunafikan sangat nyata mengalir dalam nada dunia yang mendidih.

Aku rindu tiupun seruling Rumi. Terbawa angin basah bulan hujan dari hati yang tidak lagi bisa mundur dari Cinta. Meski jerit seruling Rumi membawa tombak kematian, maka biarlah hasrat lempung mati terbunuh.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline