Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Khotbah di Depan Rerumputan

Diperbarui: 14 April 2022   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pemandanganalam.com

KHOTBAH DI DEPAN RERUMPUTAN

Mulutku berbusa-busa ketika memberi khotbah pada serumpun rumput-rumput di padang yang tanahnya retak-retak sebab dibohongi musim. Satu persatu kisah meluncur dari tenggorokanku tentang kebaikan dari periode ke periode, yang bermula dari taman firdaus hingga berhenti di ubun-ubun ka'bah. Rumput-rumput itu syahdu tertunduk menyimak setiap kalimat yang berlari bersama angin kemarau, bertiup sedikit malu-malu dan hinggap di helai daun-daun.

Mulutku semakin berbusa ketika hampir seluruh ayat-ayat suci telah keluar lewat bibir yang menari seperti pepohonan diterpa badai. Hingga tiba-tiba seseorang memotong suaraku; "jadi tuhan itu dimana?"

Mulutku berhenti berbusa, lalu lidahku berujar; tanya rumput yang bisu.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline