JEMAAH DI LUAR MESJID
Berduyun jemaah hadir diri ke mesjid waktu sembahan. Jum'at jumlahnya muntah keluar ruang mesjid. Rindu yang Abadi nampak diwajah yang sujud di lantai-lantai suci.
Jemaah bergerombol hening simak suara hikmah para guru, setiap mesjid usai sembahan. Pesan nabi dan risalah ilahi gema berpantul merambat dinding kokoh.
Jamaah berbondong undur diri dari rumah agung, hajat suci selesai. Kembali ke ruang hidup sendiri-sendiri bawa tumpuk bekal makna dalam dada.
Di luar dinding mesjid jamaah tidak lagi berjamaah. Kesendirian menjadi karib, suara suci tidak lagi terdengar. Tinggal dengus suara dunia membahana isi kesadaran.
Di luar dinding mesjid, kesendirian muslim berteman detak hati, mengalir tiada henti bisikkan kesucian diri, fitrah hidup dan Keagungan Abadi.
Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008. Puisi ini telah mengalami pengeditan ulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H