CINTA SATU LIANG 'VANESSA-BIBI'
Kehidupan ini adalah pohon mawar tumbuh dipelupuk mata. Jika pandangan benar, engkau menyaksikan kelopak-kelopak mawar bermekaran, di setiap waktu. Setiap pandang adalah hikmah, maka petiklah mawar putih itu untuk dirimu.
Ada cinta dalam gores takdir tragis, menggenang dipelupuk bening air mata: Bibi merengkuh gadis pujaan sejak dipagi buta cintanya hingga senja tenggelam dalam horisan kematian. Vanesa menyerahkan dirinya sejak pagi buta itu dalam pelukan kekasih, hingga kematian juga menjemput ketika senja lembayun turun. Dan hanya ada satu cinta dalam satu liang. Cinta itu kini lelap tidur terkubur mimpi abadi.
Sang pelukis sejati, Bibi menarik garis harapan disetiap hela napas berhembus pada kanvas putih muram. Kanvas itu diberinya nama, Vanesa. Lihatlah betapa rela kampas itu menyerahkan diri kepada sang pelukis, pada setiap detik yang berdetak dijantungya, tanpa syarat. Maka lahirlah gurat-gurat harapan merona lembut warnah indah membentuk lukisan mimpi. Lukisan tentang cinta, kini bersandar di dinding liang dalam kesenyapan sunyi, bening. Cinta menampakkan Kesejatian dalam samar pada hati yang memandang.
Cerita cinta manusia adalah kebun bunga, maka berkunjunglah. Resapi setiap warna-warni kelopak bermekaran disana. Jika sempat mencium semerbak aroma, maka berhentilah sejenak. Aroma itu terbawa angin dari Taman Surgawi, bahwa cinta berasal usul dari yang Sejati. Jika ada kembang gugur, berarti telah disempurakan. Jika sedang mekar dalam sensasi menggoda, maka ia menanti jalan kesempurnaan. Dalam kesempurnaan itu, cinta menuju kesejatianNya. Kebun bunga hanya bayang sederhana dari Taman Abadi, tempat seluruh cinta sempurna bersemayam.
Cinta satu liang refleksi cintamu sebenarnya pada kekasihmu. Hati adalah liang semesta. Hanya ada satu cinta bersemayam di dalamnya. Semakin dalam menyelam liang semesta, makin nampak bayang wajah kekasihmu. Engkau tidak akan sanggup berpaling, rona wajahnya menjeratmu tanpa ampun. Tiada jalan selain engkau menyerah sebagai budak karena rindu. Setelah rindu usai engkau akan menjadi pencinta yang merdeka. Maka cinta itu akan membawamu serta bersamaNya sehidup semati, dalam Satu Liang.
SM, 5 November 2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H