Lihat ke Halaman Asli

"Nilai Emas" Sebuah Tulisan

Diperbarui: 7 Juli 2015   23:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yuk, menulis!

Penulis adalah sekaligus seorang penambang. Berton-ton kata demi kata ia bongkar setiap hari, lalu menyaringnya. Tak berhenti disana, siang dan malam iya berjibaku mengeditnya hingga ia mendapatkan beberapa butir-butir kecil ‘emas'.

Kata para pakar kepenulisan, menulis itu gampang-gampang susah. Kata saya, menulis lebih banyak susahnya dari pada gampangnya. Kenapa? Memang betul, semua orang bisa menulis, sama seperti mudahnya dia berbicara. Dia hanya tinggal menyusun kata menjadi kalimat, menyusun kalimat jadi paragraf dan seterusnya. Cliiing, jadi tulisan. Tapi, apakah semudah itu?

Pengalaman saya menulis di Kompasiana mengatakan justru sebaliknya. Saya sendiri dalam menulis sering terjebak dalam kalimat yang rumit. Pikiran ngelantur kemana-mana. Paragrafnya panjang-lebar, panjang-panjang dan lebar-lebar. Karena menggunakan terlalu banyak kata-kata. Kata-kata panjang yang tanpa titik koma sehingga pembaca sulit bernafas.

Ini pakar kepenulisan yang bilang lho.

Kata-kata yang kabur maknanya, jargon, dan kalimat yang berbunga-bunga. Tulisan saya jadi berat untuk dibaca dan rumit untuk dipahami. Terkadang, saya sendiri juga tak paham apa yang sedang saya tulis ini.

Dari sana saya mulai belajar. Saya tidak pernah menyatakan maksud saya dengan jelas. Pokok pikiran tulisan saya buram. Alur pikiran saya juga tidak teratur, tidak terstruktur, tidak sistematis, dan tidak masif. Penyampaian saya juga tidak menarik.

Saya jadi sadar, saya sudah memberikan beban tambahan kepada pembaca untuk memahami tulisan saya. Saya mulai berpikir, pembaca sering menilai kita, dan tulisan kita, berdasarkan tata bahasa yang digunakan. Apalagi kebanyakan pembaca saat ini tidak punya waktu untuk membaca sebuah tulisan. Mereka membuka, membaca, memahami dan melanjutkan tugas lain.

Ada tiga faktor penting yang menentukan ‘nilai emas’ sebuah tulisan. Yuk, kita lihat sama-sama seperti apa pula itu.

Kebaruan (news)

Unsur kebaruan adalah hal yang selalu menarik perhatian. Umumnya orang-orang suka yang baru, berita terbaru (breaking news), tempat-tempat wisata baru yang lepas dari perhatian orang lain. Tivi-tivi pun tak mau ketinggalan penontonnya dengan selalu menayangkan program-program acara terbaru. Teman-teman baru, novel-novel baru, Hand Phone keluaran terbaru dan istri baru. Jadi tak salah kalo kenapa istri baru lebih diperhatikan dari pada istri lama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline