#No. Peserta 40
- Senja merangkak naik, memanjat atap rumah dan perbukitan lalu diselimuti gelap.... Malam yang tak berbintang.
Pukul 19.00 WIB
Para undangan sudah mulai sepi. Hanya satu-dua tamu yang lalu lalang. Yang tinggal hanya keluarga dan handai tolan. Canda tawa pun pecah seketika di ruang keluarga. Meledek si pengantin.
Pukul 22.35 WIB
Riuh canda tawa mulai berkurang, satu persatu mulai pamit. Dengan alasan kelelahan, Si Pengantin pun minta permisi. "Malam ini kakek yang ronda, kalo ada apa-apa, lapor sama kakek ya?" Celetuk kakek sambil memberi kode dengan mengedipkan mata kirinya. Si pengantin tersenyum, kakek pun tertawa...
Sampai di kamar pengantin. Fahmi jadi salah tingkah. Putri hanya diam, tapi hatinya gemeteran. Untuk menghilangkan canggung di hati. Putri pun melangkah menuju cermin, lalu duduk menatap wajahnya di kaca. Lalu menyisir rambut. Sambil sisiran, wajahnya merona senyum senyum sendiri. Entah apa yang dipikirkannya, hanya Putri dan Tuhan lah yang tahu...
Fahmi tersenyum.
Putri tersenyum.
Dan rembulan pun ikut tersenyum.
Fahmi mengajak putri duduk didekatnya. Kedua matamereka saling lekat berpandang-pandangan. Lalu tersenyum. Pipi putri jadi merona bak bunga kaca piring yang kena terpaan angin...