Lihat ke Halaman Asli

Menelusuri Karakter Melayu dalam Motif Batik Jambi

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13806939301414500751

"Batik Jambi?" "Emang ada?" "bukannya batik itu berasal dari Jawa???" Pertanyaan ini meluncur spontan dari mulut teman saya yang berasal dari luar daerah.

Batik sekarang populer. Apalagi sejak Batik ditetapkan UNESCO sebagai budaya tak-benda warisan manusia, 2 Oktober 1999 yang lalu. Batik tak lagi pakaian milik orang Jawa. Ia sudah menjadi milik orang Indonesia. Disini tak perlulah kita perdebatkan. Gak ada gunanya. Mungkin, lebih baik, kita bisa sharing seputar batik.

Batik Jambi merupakan suatu corak dan ciri khas batik yang berasal dari Jambi. Ada beberapa jenis motif Batik Jambi, yang barangkali perlu diketahui pembaca, antara lain: motif riang-riang, durian pecah, kepiting Jambi, biji timun Jambi, tampuk manggis, kapal sanggat, kaca piring, kaca piring, kuao berhias, bungo cendawan dan bungo keladi, dll. Dari kebanyakan motif diatas lebih didominasi hiasan ragam berupa bunga dan daun yang akan mendekatkan kepada unsur alam melayu Jambi. Seolah tak habis disana, tak habis hanya sampai di motif saja. Ada juga hal-hal menarik yang perlu dicermati dalam memaknai batik Jambi, sekaligus memaknai Indonesia.

Gambar motif yang melekat pada batik Jambi merupakan wujud-sadar dari watak dan karakter masyarakat melayu Jambi. Ya, tipikal orang melayu Jambi adalah sederhana, egaliter dan terbuka terhadap budaya luar, namun agak lamban merespon perubahan. Tipikal ini dilukiskan dengan sangat apik dengan menampilkan unsur-unsur yang tak rumit dan fleksibel ditiap motifnya.

Pertama, Motif Durian Pecah menggambarkan dua bagian kulit durian yang terbelah, tapi masih beertautan pada pangkal tangkainya. Dua belah kulit itu memiliki makna pada masing-masing bagiannya. Belahan pertama bermakna pondasi iman dan takwa. Bagian kedua lebih bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi. Makna yang dapat ditangkap disini adalah, pada motif Durian Pecah, adalah segala pekerjaan mesti dilandasi oleh iman dan takwa serta ditunjang oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuannya agar pekerjaan itu mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan.

Kedua, Motif Tampuk Manggis, melukiskan penampang buah manggis yang terbelah pada bagian tengahnya, menampakkan kulit luar, daging kulit, dan isi buah secara keseluruhan. Ilustrasi ini bermakna kebaikan budi pekerti, kehalusan akhlak, dan kebaikan hati tak dapat dilihat dari kulit luarnya saja.

Ketiga, Motif Kapal Sanggat, mengisyaratkan keharusan untuk berhati-hati dalam menjalankan sesuatu pekerjaan. Tidak boleh lalai dalam melaksanakan tugas, selalu waspada dan paham aturan. karena kelalaian dalam pekerjaan akan menyebabkan musibah dan mala petaka bagi yang si pekerja.

Keempat, Motif Kuao Berhias menggambarkan seekor burung Kuao yang tengah bercermin sambil mengepak-ngepakkan sayapnya. Makna yang terkandung adalah sebagai pengenalan diri. Dalam penjabarannya, kembangan kepakan dan bagian lain dari tubuh burung ini merupakan pantulan cermin yang memperlihatkan siburung tengah berhias. Dengan bercermin dan introspeksi diri daapat diketahui bagianbagian tubuh, keleihan dan  kekurangan termasuk hal spiritual. Pada manusia, dengan mengenal diri sendiri diharapkan mampu menutup atau menyempurnakan bagian-bagian yang kurang pantas termasuk berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar.

Hingga kini, satu-satunya ciri khas khas motif Jambi yang dapat dipertanggungjawabkan orisinalitas keberadaan adalah kesederhanaan bentuk dan kemandirian objek motif tersebut. Motif batik Jambi berdiri sendiri, tak berangkai dan merangkai, terlepas dari yang lainnya, sehingga banyak ruang kosong didalamnya. Pada batik Jambi ruang kosong itu biasanya diber isian ragam hiasan berupa bentuk tabur titik.

Diakhir kata, dihari batik ini. Satu pertanyaan yang tersisa: Sudahkan kita memakai batik hari ini???? Selamat Hari Batik...! Salam. (Sumber foto berasal dari dok. pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline