Lihat ke Halaman Asli

Kaki Senja

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1399887839816556455


sumber foto lihat disini

kupanggul sebongkah kata yang diselimuti lumut

ku sumbat dingin yang terbuang di mozaik kehidupan

selalu  jatuh, sesaat kemudian wajahku di tetesi embun

yang datang dari  kabut masa lampau

sejenak kurenung

tak jua sua, tapi yang ku tahu

disini, di kaki langit

aku pun terus mengayun langkah

sembari bercakap, pada lampu-lampu redup dan tiang-tiang karatan

memanggilku suatu saat, lalu menerbangkanku ke suatu masa

di mana pengharapan itu dicicil satu persatu, lalu pecah

pecah sepecah-pecahnya

sedering senja, dalam liukan kunang-kunang yang mencoba mengusir gelap.

ranting bernyanyi direlung sunyi

lalu menuntunku dalam dialog ilalang

dan perlahan-lahan mengejaku pada sebilah rasa,

agar kembali menapak imajinasi,

"ragamu mungkin kuat, tapi jiwamu pasti rapuh, wahai hati seekor ulat...” imbuhku

puing ingatan itu ku tata kembali,

di sini, sehasta kerinduan tak terjamah,

tak akan ada lagi yang jatuh,

hanya angan-angan berlabuh di tanah tandus

(Syafriansah Viola, Kuala Tungkal, 12 Mei 2014)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline