Lihat ke Halaman Asli

Hujan di Malam Itu

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

//

diluar jendela,

dibawah temaram lampu jalan

purnama yang mengenakan blus putih tipis,

melangkah basah bersama pungguk,

menembus rintik-rintik hujan

lalu ditelan debu malam

//

mereka pun berhenti di halte bus,

dan berkatalah purnama

kepada pungguk, “kau basah kuyup!”

“kau juga...wajahmu pucat pasi.” balas pungguk.

dilihatnya kembali wajah itu,

lalu tertunduk

//

mereka meneruskan jalan menuju pulang tanpa kata,

seraya menyembunyikan segumpal rasa,

yang entah apa,

hanya liukan angin yang bisa menjelaskannya,

//

saat tiba di rumah diatas bukit itu,

berkatalah pungguk sambil

mengeluarkan sehelai sweater dari dalam tasnya,

“kita jemur saja pakaian kita yang basah.

besok pasti kering. aku bawa sweater bersih yang baru ku cuci kemarin.

kau bisa memakainya untuk tidur.”

“terimakasih...pungguk!”

//

di sepertiga malam itu,

purnama pun tertidur pulas berbalut awan gelap

pungguk merasai sejuk,

berdiri menatap keluar jendela,

menjemput kesendiriannya,

di ranting-ranting waktu

(Syafriansah Viola, Kuala Tungkal, 19 Mei 2014)

sumber illustrasi lihat disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline