Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Rasa Senja

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14072364261080268619

[caption id="attachment_336692" align="aligncenter" width="362" caption="(Senja di dalam Botol)"][/caption]

Di sore itu. aku berjalan ke beranda. Sengaja ku cari posisi nyaman untuk duduk di kursi tua, sambil menikmati segelas kopi, suara jangkrik dan celoteh katak pohon. Di kejauhan dapat ku dengar lengkingan syahdu burung-burung malam. Di seberang sungai, matahari pelan-pelan mulai tenggelam diufuk barat dan mengirimkan segaris bayangan yang berkerut ke arahku, diatas permukaan air.

Aku memandang ke arah pohon. ku coba mengingat emosi yang pernah kurasakan. Lambat laun, aku mulai merasakan sesuatu 'menggumpal'. Aku betul-betul merasakan perasaan kasih. Perasaan tersebut persis sama seperti perasaan yang ku ingat sewaktu aku masih kecil dulu bersama Ibu. Atau, serupa waktu aku remaja bersama gadis kecil istimewa yang menjadi objek cinta monyet ku. Aku pun truss memandangi pohon itu, lamat-lamat.

Ku pejamkan mata dan ku coba mencapai perasaan-perasaan mendalam seperti yang kualami dulu. Tiba-tiba terbersit sesuatu, seperti kilatan cahaya yang membeku dalam waktu. Perasaan ku kini menerawang jauh menembus cakrawala, mengendap-endap dibalik awan Cummulus dan merembes di sela-sela akar pohon. Aku pun tersenyum, dan sepertinya aku melihat sesuatu yang lucu. Huft.

Aku mengernyitkan hidung dan mencoba merasakan lebih dalam. Akhirnya perasaan itu membanjiriku lagi. Aku merasakan kasih, yang lembut.

Salam Senja

Illustrasi gambar lihat disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline