Saya suka film-film lokal. Nggak semuanya sih. Cuma film-film berkualitas tertentu, yang disutradarai oleh orang-orang tertentu. Sayangnya kalau film lokal yang di bioskop, itu bukan konsumsi saya. Jadilah kegiatan menonton saya dalam satu bulan bisa dihitung dengan jari. Sedih ya? Yaa itulah nasib menjadi orang yang terlalu selektif.
Karena nggak muncul di bioskop, saya pun jadi harus aktif sendiri nyari info film yang saya suka. Saya pun mau nggak mau harus aktif di social media, follow sutradara-sutradara yang saya suka dan ngulik-ngulik info dari mereka. Bukan stalker. Masalahnya kalau nggak diupdate, saya justru jadi ketinggalan film-film yang bisa saya tonton, dan festival-festival yang bisa saya samperin.
Salah satu sutradara lokal yang saya update terus beritanya adalah Yosep Anggi Noen. Minggu lalu, tiba-tiba di Instagramnya beliau ada sebuah postingan yang menurut saya menarik.
A photo posted by Yosep Anggi (@angginoen) on Sep 18, 2015 at 10:00am PDT
Terus, apanya yang menarik? Oke, "Vakansi yang Janggal" itu salah satu film oke buatan Yosep Anggi Noen. Masih belum nangkep juga? Oke buat yang nggak tahu, Ogilvy itu adalah sebuah advertising agency alias biro periklanan top di dunia. Masih belum nangkep juga??
Film Yosep Anggi, diputar di kantor.
Menarik kan? Di tengah kesulitan distribusi film lokal yang masih dimonopoli oleh (sensor), ada aja ide-ide cemerlang untuk mendistribusi film-film alternatif supaya tetep bisa dinikmati siapapun. Dan 'siapapun' disini adalah saya, penggemar film alternatif yang selalu kesulitan mencari-cari tempat untuk bisa nonton film-film yang saya sukai.
Screening film di kantor sepertinya belum banyak yang melakukan. Menurut saya ini cara yang tokcer buat menjual film, sekaligus mempublikasikan ke audiens yang lebih luas. Apalagi screening ini dilakukan di kantor agency periklanan yang notabene karyawannya merupakan orang-orang berlatar belakang industri kreatif, yang selalu punya banyak cara buat 'ngebantu' promosi film dan networking masing-masing orang sangat luas.
Setelah melakukan investigasi mendalam, ternyata ada udang di balik batu. Adalah Buttonijo, sebuah lembaga kolektif film, yang menjadi pemasok film "Vakansi yang Janggal" untuk Ogilvy. Jadi mereka punya program bernama USB Sinema, dimana siapapun bisa memesan film koleksi Buttonijo, lalu nanti dikirimkan dalam bentuk USB untuk bisa diputar sendiri dimanapun si pemesan mau. Nah untuk acara di Ogilvy ini, karena khusus karyawan saja, makanya acaranya gratisan. Tapi kalau besok-besok mereka mau mengadakan screening lagi untuk umum, dan mereka mau matok tarif untuk tiket, lumayan juga kan?
Metode ini harus dibiasakan, supaya kebutuhan nonton saya bisa selalu terpenuhi hehe. Tapi tentu saja alasannya tidak seegois itu. Metode ini harus dibiasakan, supaya industri perfilman Tanah Air bisa berkembang. Apalagi setelah screening, ditambah diskusi-diskusi inspiratif yang bisa menggerakkan hati para penontonnya untuk turut membantu proses distribusi film-film Indonesia ini.
Lihat Jepang, lihat Perancis. Bioskop alternatif bisa menandingi bioskop komersil, karena banyak pihak yang melakukan hal-hal kreatif seperti yang dilakukan Buttonijo ini. Juga karena masyarakatnya yang aktif mencari dan memperjuangkan apa yang mereka butuhkan *tangan terkepal di angkasa*
Intinya, mau lewat Buttonijo kek, mau langsung hubungin sutradaranya kek, apapun cara mendapatkan filmnya, metode ini harus dibiasakan. Sekarang bisa aja cuma di kantor. Tapi kalau besok-besok bisa juga di taman kota, perpustakaan, restoran, cafe, bar, club, hotel, mol? Saya rasa lucu juga.