Lihat ke Halaman Asli

Mutiara Fajar Masjid Al-Jami'ah, I

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita harus berusaha agar kualitas ibadah di bulan suci Ramadhan tahun ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu di awal bulan Ramadhan ini perlu persiapan-persiapan, dintara persiapan yang penting adalah:

1.Niat.

Ada dua hal yang penting dihayati dalam niat, pertama dalam melakukan ibadah puasa dan amalan yang lain adalah karena patuh kepada perintah Allah. Kedua, puasa dan ibadah lainnya itu adalah semata-mata bertujuan untuk Allah SWT. Karena itu diawal bulan Ramadhan ini, kita harus memantapkan niat, bahwa puasa dan amalan-amalan lain yang kita lakukan adalah karena kita patuh kepada Allah dan juga bertujuan semata-mata mengharapkan ridha Allah.

2.Memperbanyak Do’a

Do’a adalah bukti bahwa sesungguhnya kita sangat bergantung kepada Allah. Dengan demikian, ketika seseorang berdo’a kepada Allah, pada hakikatkan ia telah menggantungkan apa yang di mohonkannya itu kepada Allah.  Di sisi lain, manusia adalah makhluk yang lemah, baik secara fisik maupun secara non fisik. Secara fisik tubuh manusia sangat rentan dengan penyakit dan keterbatasan, dan secara non fisik manusia harus menghadapi godaan-godaan hawa nafsunya serta godaan dari dalam maupun dari luar dirinya. Karena itu di awal bulan Ramadhan ini penting untuk memperbnyak doa, agar kita diberikan kekuatan untuk melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan.

3.Berusaha menambah ilmu.

Harus disadari bahwa agar ajaran Islam dapat dilaksanakan secara baik dibutuhkan ilmu.  Sejarah mencatat betapa banyak manusia yang pada awalnya ingin melaksanakan ajaran Islam tetapi justru mereka melakukan kesalahan, disebabkan ketidaktahuan atau karena tidak berilmu. Demikian halnya dengan ibadah puasa, agar puasa  kita menjadi lebih bernilai, harus didasari dengan pengetahuan yang memadai tentang segala hal yang terkait dengan puasa.

Dalam konteks kehidupan moderen saat ini, sesungguhnya banyak media yang bisa dimanfaatkan dalam mencari ilmu. Media yang berbasis hubungan sosial seperti majelis ta’lim ataupun media yang berbasis teknologi seperti televisi, radio, atupun internet semua bisa dimaksimalkan untuk menambah ilmu agama.  Namun demikian, dibutuhkan kehati-hatian, jangan sampai semangat untuk mencari ilmu justru membawa kita kepada kesesatan. Kasus Eyang Subur, misalnya, adalah sebuh contoh betapa semangat kalangan selebritis untuk belajar, tetapi justru menyesatkan. Atau ada banyak tulisan-tulisan dan informasi yang tidak berdasar yang disebarkan melalui media internet dan televisi, yang tentu saja  aka dapat menyesatkan. Untuk itu, dlam mencari ilmu dismping usaha secara otodidak, dibutuhkan orang atu guru yang mumpuni keilmuannya untuk membimbing, sehingga ilmu atau informasi yang diperoleh terjamin kebenarannya.

(Disarikan dari Kuliah Subuh oleh KH. Mal An Abdullah, di masjid Al-Jami’ah Kebun Bunga Palembang, 1 Ramadhan 1434 H)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline