Hidup di dunia hanya sementara. Sekedar mampir saja. Sekedar melepas lelah sesaat dalam perjalanan panjang. Meneguk air guna menghapus dahaga. Hidup yang kata nabi hanya antara 60 sampai 70 tahun saja.
Betapa tidak singkat, Alloh saja memberi perbandingan antara waktu di dunia dan waktu akhirat. Akhirat yang waktu sehari setara dengan 1.000 tahun waktu dunia.
"Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. Al Hajj: 47).
"Orang beriman yang miskin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya yaitu lebih dulu setengah hari yang sama dengan 500 tahun." (HR. Ibnu Majah no. 4122 dan Tirmidzi no. 2353
Umur Nabi Muhammad selama 63 tahun di bumi, setara hanya dengan 1,5 jam saja jika di konversi dengan waktu akhirat. Darimana didapatkan angka 1,5 jam itu?. Berikut penjelasannya. Apabila waktu 24 jam sama dengan 1000 tahun, 3 jam di akhirat sama dengan 125 tahun dan 1,5 jam di akhirat sama dengan 62,5 tahun di dunia. Apabila umur manusia rata-rata 60-70 maka hidup manusia tersebut hanya 1,5 jam kalau dilihat dengan kalkulasi waktu langit atau waktu akhirat.
Lantas bagaimana dengan kita? Berapa jam jasad kita akan tetap berdiri diatas bumi? Bagaimanakah kita melalui hari-hari selama 1,5 jam selama ini. Tentunya produktivitas berupa amal shalih lah yang kelak akan di tanyakan oleh sang khalik. Kelak kita akan diberikan 5 pertanyaan yang harus kita jawab di hadapan Alloh, sang Tuhan semesta alam. Kelima pertanyaan tersebut adalah tentang :
1. Umurnya untuk apa ia habiskan
2. Masa mudanya untuk apa ia gunakan,
3. Hartanya dari mana ia dapatkan,
4. Dalam hal apa hartanya ia belanjakan
5. Serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.
Hidup hanya 1,5 jam lo. Hidup hanya mampir untuk menghimpun bekal. Hidup hanya transit sambil minum seteguk air untuk melanjutkan perjalan. Hidup hanya sementara. Sebelum memasuki fase akhirat yang serba sulit dan berat.
Masih yakin mau buang waktu sambil baperan? Atau mau bermalas-malasan sambil mager? Atau pura-pura tuli sambil mengabaikan panggilan Sang Tuhan karena asyik dengan permainan duniawi semata.
Semua kembali pada pilihan masing-masing, semua pilihan memiliki konsekuensi. Alloh memberikan garansi kepada kita bahwa Alloh menjadi penjaga dan penolong bagi orang yang beriman. Adapun orang yang ingkar berharap pertolongan pada taghut, yakni sesembahan selain Alloh. Lebih menarik lagi, bahwa Alloh mendeklarasikan janji khusus bahwa siapa saja menjadi ahli Qur'an maka dia termasuk keluarga Alloh.
So please!, No Baper, No Mager, Be Secure, Be Happy, No Hard Feeling. Nyandar hanya kepada Allah saja, pasti happy dan pasti asyik. Karena Dia maha asyik, jauh lebih asyik daripada Netflix. Jangan buang waktu sia-sia, tanpa guna tanpa mutu. Jangan kecewakan Dia. Jangan biarkan Dia menunggu kita lama-lama. Bergegaslah menemui Nya. Sujudlah yang lama. Selepas itu berdiasporalah ke sepenjuru bumi. Ciptakan sebanyak mungkin karya. Karya yang bermanfaat untuk semua manusia. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H