Lihat ke Halaman Asli

Irmawan syafitrianto

ASN (KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN)

Komitmen Politik untuk Kesejahteraan Nelayan

Diperbarui: 30 April 2019   16:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi nelayan| Sumber: Kompas/Gregorius Magnus Fineso

Jika dulu nelayan dikenal sebagai profesi yang identik dengan kemiskinan, bagaimana sekarang?

Mengukur kesejahteraan nelayan dapat menggunakan indikator nilai tukar nelayan (NTN), kesejahteraan nelayan pada tahun 2018 (113,28 %) mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2017 (109,85%), tahun 2016 (106,69%), dan tahun 2015 (105,48%).

NTN merupakan perbandingan indeks harga yang diterima dengan indeks harga yang dibayar (dinyatakan dalam persen). Jika NTN lebih dari 100 maka jumlah pengeluaran lebih kecil dibandingkan pendapatan. 

Berdasarkan teori NTN, nelayan makin jauh meninggalkan garis kemiskinan, tapi kondisi ini tidak bisa digeneralisasi. Mengingat kondisi demografi, kecil kemungkinan pengambilan data pada nelayan dapat dilakukan secara representatif.

Selain itu, variabel penghasilan nelayan dari aktivitas selain perikanan juga belum dilakukan perhitungan yang tepat. Tanggal 6 April diperingati sebagai hari nelayan nasional. Sejak penetapannya pada musyarawah nasional di Solo tahun 1961, usia hari nelayan pada tahun 2019 sudah 58 tahun.

Jika nelayan adalah pegawai negeri sipil, maka usia 58 adalah usia kebanyakan PNS untuk pensiun, masa menggantung pena dan menikmati masa senja yang mungkin awal dari bahagia. 

Bahagia? Apa ukuran bahagia itu? Bahagia itu sederhana, semu-tidak bisa diukur, hanya dapat dirasakan, kebahagiaan hadir dari rasa syukur. Sama seperti hari nelayan, diawali dari tradisi di pantai Pelabuhan Ratu, tradisi untuk mengungkapkan syukur atas nikmat hidup yang telah diberikan. 

Saat ini, peringatan hari nelayan tidak cukup hanya sekadar untuk diperingati. Lebih dari itu, sebagai obor penerang dan pembakar semangat untuk peningkatan taraf hidup. Upacara adat labu saji di Pelabuhan Ratu merupakan bentuk kearifan lokal yang dinasionalkan dan diperingati dalam bentuk hari nelayan. 

Seorang nelayan memasang pukat darat untuk menangkap udang di Teluk Palu, Sulawesi Tengah | Sumber: fiqmansunandar.wordpress.com

Kesinambungan dan ketersediaan bahan baku merupakan harapan besar bagi pelaku usaha industri pengolahan ikan. Pola aktivitas nelayan yang banyak liburnya kadang-kadang menyebabkan pelaku industri kesal. 

Bahan baku yang terbatas menyebabkan menipisnya keuntungan, ongkos produksi tetap mengalir deras walaupun volume produksi sedikit. Tidak sedikit pabrik pengolahan ikan yang gulung tikar karena permasalahan ini. Pada kasus ini kebahagiaan dapat didefinisikan sebagai keuntungan finansial, kebahagiaan yang semu. Kearifan lokal seperti perayaan adat istiadat nelayan dapat mengurangi jumlah hari (effort) dalam upaya penangkapan ikan. 

Liburnya nelayan berarti memberikan kesempatan sumber daya ikan untuk recover, sejenak ikan diberi kesempatan bereproduksi dan berpadu untuk pertumbuhan biomassa populasi yang lebih besar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline