Lihat ke Halaman Asli

Peran Bimbingan dan Konsoling dalam Mengembangakan Potensi Siswa Sekolah Dasar

Diperbarui: 15 Juni 2024   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik disekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani kearah terbentuknya kepribadian utama pribadi yang
berkualitas, dalam konteks pendidikan bermakna bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi beralakunya semua ajaran Islam.
Bimbingan dan Konseling memahami individu yang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becaming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan dan kemandirian tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam arus linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseling tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau diluar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseling, seperti terjadinya stagnasi (kemandekan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti maraknya tayangantelevisi dan media-media lain, penyalahgunaan alat kontraspsi, ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga, dan dekandensi moral orang dewasa ini mempengaruhi perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti pelanggaran tata tertib, pergaulan bebas, tawuran, dan kriminalitas.
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti yang disebutkan,adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu efektif dan ideal adalah pendidikan yang tidak mengesampingkan bimbingan dan konseling.
Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dengan mengabaikan bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.Peranan bimbingan dan konseling dalam pendidikan merupakan usaha membantu individu untuk menjadi manusia yang berkembang dalam hal pendidikan dan membentuk kepribadian yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian dan keterampilan yang tepat berkenan dengan diri sendiri dan lingkungannya. Sehingga urgensi Bimbingan dan Konseling sangat penting guna mencapai perekembangan dan keoptimalan dalam proses pendidikan.
Bimbingan dan Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap layanan bimbingan dan konseling yang mengupayakan membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasulnya, agar fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai dengan tuntunan Allah SWT, sehingga orang yang sedang mengalami masalah dapat memahami dirinya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga bahagia dunia ahirat sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah dan Rasul- Nya.
Tujuan Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan kusus. Tujuan umumnya adalah membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. Tujuan khususnya adalah: 1. Membantu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. 2. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang tetap baik menjadi tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain. 3. Bimbingan dan Konseling Islam memandang individu sebagai seorang yang berada dalam proses berkembang yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan dan kemandirian tersebut individu memerlukan bimbingan dan konseling Islam, agar memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman menentukan arah kehidupannya. Disaming itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu berlangsung mulus,atau bebas dari masalah sehingga searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Bimbingan konseling di SD/MI pada dasarnya diperlukan untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline