Pendahuluan
Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernisasi, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat melemahkan akidah. Gempuran budaya Barat, perkembangan teknologi, serta pemikiran-pemikiran sekuler sering kali menggoyahkan keyakinan seseorang terhadap agama. Dalam konteks ini, pandangan ulama dan pemikir Islam, seperti Buya Hamka, menjadi relevan untuk dijadikan pedoman dalam memperkuat aqidah di era modern.
Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) dikenal sebagai sosok ulama, sastrawan, dan cendekiawan Muslim yang tegas dalam memegang prinsip akidah Islam. Pemikiran-pemikirannya tidak hanya berlandaskan ilmu agama, tetapi juga mampu menyesuaikan dengan realitas zaman.
Tantangan Aqidah di Era Modern
Buya Hamka melihat bahwa tantangan akidah pada zaman modern semakin kompleks. Beberapa di antaranya adalah:
1. Materialisme dan Hedonisme
Pemikiran yang mengutamakan duniawi dan kesenangan semata telah menjauhkan manusia dari tujuan akhirat. Dalam karyanya, Buya Hamka menekankan pentingnya zuhud, yaitu tidak terpaku pada dunia, namun tetap berusaha secara wajar.
2. Pengaruh Pemikiran Sekuler
Pemisahan agama dari kehidupan sehari-hari dan pemikiran yang meremehkan peran agama adalah tantangan serius bagi umat Islam. Menurut Buya Hamka, aqidah yang kuat menjadi benteng utama dalam melawan pemikiran ini.
3. Kemajuan Teknologi dan Informasi
Teknologi membawa manfaat besar, tetapi jika tidak diiringi pemahaman agama yang kokoh, dapat menjerumuskan ke arah negatif. Buya Hamka sering menekankan pentingnya akhlak dan ilmu yang berimbang dalam menghadapi teknologi.