Lihat ke Halaman Asli

Syafira Aulia Rangganis

Mahasiswa S1 Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor

Covid-19 dan Agribisnis Kabupaten Kampar

Diperbarui: 17 Mei 2020   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Penyebaran Covid-19 yang masif berdampak bagi seluruh sektor. Tidak hanya sektor kesehatan, pendidikan bahkan ekonomi juga terkena imbasnya. Walaupun episentrum penyebaran Covid-19 terletak di Jakarta, namun hampir seluruh wilayah Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran virus ini.

Sejak adanya laporan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dan adanya penerapan lockdown di beberapa negara, banyak para perantau yang berasal dari Riau memilih untuk kembali ke kampung halaman. Kondisi ini membuat beberapa daerah di Provinsi Riau harus menjalankan PSBB, termasuk Kabupaten Kampar.

Penetapan PSBB di Kabupaten Kampar ternyata tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas belanja masyarakat di pasar tradisional yang masih sama dengan sebelum adanya pandemi Covid-19. Komposisi penduduk Kabupaten Kampar yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh (kebun dan tukang) di daerah sendiri menjadikan penduduk Kabupaten Kampar masih memiliki penghasilan untuk dibelanjakan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Penetapan PSBB tidak berdampak signifikan terhadap daya beli masyarakat, namun berdampak pada perubahan harga komoditas pertanian yang dijual di Kabupaten Kampar. Harga bawang merah di Pasar Kuok, misalnya, yang sebelumnya Rp28.000 per kilogram, melonjak menjadi Rp55.000. Berbeda dengan bawang merah, harga cabai merah justru mengalami penurunan menjadi Rp15.000 per kilogram.

Aktivitas perekonomian Kabupaten Kampar memang masih cenderung berjalan normal, namun masih perlu peningkatan kesadaran masyarakat terhadap hadirnya Covid-19. Fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga medis di desa belum mampu untuk menangani pandemi ini. Masyarakat desa, seperti Desa Kuok, selama ini cenderung merasa aman dari Covid-19 karena tidak ada kasus positif di daerah ini. Peningkatan upaya edukasi Covid-19 di daerah pedesaan harus dilakukan agar aktivitas perekonomian terus berjalan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline