[caption id="attachment_170255" align="aligncenter" width="590" caption="Rockers/image.google"][/caption]
Rocker seringkali indentik dengan rambut gondrong dan pakaian yang awutan-awutan. Anda tentu sangat mengenal sosok rocker sepertiFreddie Mercury, Jamie Hedfield, Jon Bonjovi, Axl Rose, Slash, Yngwie Malsteen dan lain sebagainya, kalau anda perhatikan mereka semua mempunyai rambut yang gondrong, oleh sebab itu saya jadi curiga apa jangan-jangan mereka terinspirasi oleh Rasulullah Saw. Kok bisa? Iya, Soalnya Rasululllah SAW juga gondrong. Al-Bara’ bin Azibmengatakan, “Aku belum pernah melihat seseorang yang memiliki rambut melebihi daun telinga dengan mengenakan pakaian dari Yaman yang berwarna merah campur hijau yang lebih ganteng/bagus daripada Rasululullah SAW. Beliau memiliki rambut yang menjuntai hingga dekat kedua bahunya, terburai diantara kedua bahu, tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang.” (HR. Bhukari Muslim). Hmmm, memang tidak terlalu gondrong sih, tetapi kan juga tidak pendek.
[caption id="attachment_170256" align="aligncenter" width="621" caption="Rockers yang nggak gondrong."]
[/caption] Kecurigaan saya tersebut kini berlanjut, rambut gondrong sekarang ini menjadi tidak terlalu beken, bahkan dikalangan rocker sekalipun, misalkan saja vokalisnya Avenged Sevenfold, M.Shadows. atau dari dalam negeri Ahmad Dhani yang dulunya gondrong sekarang malah plontos. Entah kebetulan atau tidak, fenomena tersebut seperti sebuah pertanda bahwa masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam ini telah banyak menyimpang dari sunnah-sunnah serta ajaran Rasululullah Saw dalam perilaku kehidupan sehari-harinya. Bagaimana tidak menyimpang wong para pemimpin negeri –yang saya yakin mayoritas juga seorang muslim- korupsi besar-besaran sehingga rakyatnya mengalami kesusahan dan kesengsaraan yang multidimensi. Kalau kata Gus Mus dalam Pusinya, “Pejuang keadilan jalannya miring, Penuntut keadilan kepalanya pusing. Hakim main mata dengan maling. Wakil rakyat baunya pesing”. Ditambah lagi dengan pendidikan yang seharusnya mencerdaskan anak bangsa, memperkuat keimanan dan ketakwaannya serta menjadikannya anak yang berbudi pekerti luhur sesuai UUD 45 pasal 31 ayat 3. Tetapi sekarang malah dijadikan sebagai bisnis yang bikin gendut perut, tentu saja output dari pendidikan seperti ini hanya menghasilkan “maling-maling baru” bagi negerinya sendiri. Ibarat tendangan pemain bola ke gawang lawannya, masyarakat Indonesia ini sudah “shoot of target” tujuan bangsa yang sesungguhnya. Lha kalau sudah begitu “rambut gondrong” yang dimiliki Indonesia ini yang berupa kekayaan alam, budaya, juga sumber daya manusia lambat atau cepat akan mengalami “kebotakan”. Tanda-tanda akan terjadinya kebotakan tersebut sudah sangat banyak sekali, anda tentu akan bosan jika aku sebutkan satu-satu. Lalu apa solusinya agar “rambut gondrong” kita tidak berubah menjadi “kebotakan”? tentu saja, sebagai seorang muslim yang hidup di Republik Indonesia ini kita harus kembali kepada ajaran-ajaran hikmah yang dibawa oleh Rasulullah Saw serta Undang-undang Dasar 1945. Tapi kalau anda pengen botak ya silahkan saja, saya tidak mau!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI