Peluang bisnis pangan adalah bisnis yang jika dikelola dengan baik, maka tidak akan ada mati nya. Karena makanan merupakan kebutuhan primer manusia. Berangkat dari slogan di atas, Kelompok KKN148 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar acara workshop pelatihan pembuatan es krim yang terbuat dari jagung. Kegiatan ini diadakan di Aula Lantai 2 Balai Desa Tawangargo, Karangploso, Kabupaten Malang, Jumat(5/7/2019), diikuti khusus oleh ibu-ibu dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga(PKK) dan Kelompok Wanita Tani (KWT).
Acara ini diadakan dengan tujuan untuk memberdayakan perempuan dan ibu-ibu di Desa Tawangargo untuk memperoleh penghasilan sendiri yang turut membantu menggerakkan roda perekonomian desa. Selain itu, acara ini merupakan langkah awal untuk kembali menghidupkan UKM eskrim yang sempat tenggelam.
Menurut Ibu Sukemi selaku pengisi materi utama dalam acara ini mengatakan, UKM es krim ini dulu pernah berdiri kemudian bubar disebabkan karena target pasar yang kurang jelas dan strategi marketing yang belum matang.
Ibu Sukemi menjelaskan, dalam satu kali produksi es krim, dibutuhkan 1 kuintal jagung. Jumlah tersebut adalah jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan omzet penjualan yang tidak mencapai target. Maka dengan alasan itu, UKM tersebut secara perlahan mengalami penurunan dengan mundurnya anggota UKM satu-persatu dan kemudian menghilang.
Mengapa jagung? Jagung sendiri adalah komoditas utama pertanian Desa Tawangargo yang sudah mendapat sertifikasi tanaman organik dari pemerintah daerah untuk pembudidayaannya, selain tanaman kol dan sawi.
Ketiganya biasa disebut dengan (JAKOWI). Lantas mengapa jagung? jagung memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia yang mencapai30 juta ton setiap tahunnya. Tak hanya itu, jagung juga merupakan makanan pengganti nasi pada zaman penjajahan dahulu, dan karenanya, sebagian masyarakatIndonesia sudah tidak asing dengan jagung.
Acara diawali dengan sambutan oleh Ketua Pelaksana workshop, Dwiki Darmawansyah, dia menjelaskan bahwa kedatangan mahasiswa KKN ke desa Tawangargo merupakan ajang pembelajaran bagi para mahasiwa dan wadah sharing pengetahuan yang telah diperoleh selama di bangku perkuliahan. Dwiki berharap dapat memberi manfaat lebih kepada warga desa khususnya di program revitalisasi UKM es krim. Dia juga menambahkan bahwasanya sebuah usaha yang besar diawali dari langkah-langkah kecil. Acara ini adalah salah satu contoh langkah kecil itu.
Pembuatan es krim sendiri tidak terlalu susah, namun tetap membutuhkan ketelatenan. Es krim juga dapat dibuat tanpa menggunakan peralatan yang canggih, cukup dengan alat dan bahan yangtersedia di rumah.
Jagung yang digunakan untuk membuat es krim ini adalah jagung manis. Jagung ini direbus terlebih dahulu dan dipipil bijinya hinggayang yang tersisa tongkol jagungnya saja. Biji jagung kemudian dicampur dengan air dan diblender. Hasil blenderan tadi kemudian disaring hingga tersisa ampas. Hasil saringan inilah yang menjadi bahan baku es krim jagung.
Hasil saringan ini dicampur dengan gula, zat penstabil, dan non dairy cream. Jika tidak memiliki non dairy cream, maka dapat diganti dengan susu kental manis. Setelah semuanya tercampur, adonan kemudian direbus pada suhu tertentu dengan mengaduk adonan secara terus menerus untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit. Es krim didinginkan dalam freezer selama 12 jam agar es krim mengembang dengan sempurna dan mencapai hasil yang diinginkan. Es krim yang telah didinginkan kemudian dapat ditaruh dalam kemasan dan dibekukan kembali sebelum dijual di pasaran.
Program workshop pelatihan pembuatan es krim sukses dilaksanakan dengan partisipasi dari para ibu-ibu dan peserta KKN yang menjadi "pencicip". Ibu-ibu peserta juga secara aktif turut ikut terlibat dalam proses pembuatan es krim yang dibimbing oleh bu Sukemi.
Salah satu peserta workshop ini adalah ibu kades Desa Tawangargo, Ibu Sulistiowati. Beliaumenyatakan bahwa ia dan kawan-kawan PKK sepakat untuk membantu pengembanganproduk es krim ini sebagai produk khas Desa Wisata Tawangargo. Tak lupa beliau juga berterimakasih pada kawan-kawan peserta KKN yang mengadakan acara ini sebagai jembatan penghubung antara Ibu Sukemi selaku pebisnis es krim ini dengan ibu-ibu PKK dan KWT dalam rangka pemberdayaan perempuan dan ibu-ibu dalam mengelola usaha berbasis sumber daya lokal.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Musaffak S.Pd mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan kampus dimana programnya telah ditentukan. Para mahasiswa ini turun membantu masyarakat untuk menumbuhkembangkan kewirausahaan di desa yang sudah ditentukan. Mahasiswa dituntut untuk mengeluarkan kreativitasnya dalam memasarkan produk desa tersebut agar berkembang dan dapat tersebarluas di masyarakat.
Program selanjutnya ibu-ibu PKK dan KWT bersama dengan peserta KKN akan membuat kemasan dan packaging yang menarik dan memiliki ciri khas sebagai langkah awal mendirikan kembali UKM es krim. Peserta KKN juga akan membantu UKM es krim ini untuk menjalankan pemasaran melalui promosi di kampus dan media sosial.
Kedepannya, diharapkan dengan adanya workshop ini, proses pemberdayan masyarakat Desa Tawangargo khususnya perempuan dan ibu-ibu untuk menjalankan usaha berbasis potensi keunggulan lokal dapat berjalan berkelanjutan yang nantinya akan mampu menjadi tambahan finansial bagi perekonomian desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H