Lihat ke Halaman Asli

Syafiq Amrullah

orang biasa

Aqidatul Awam: Ketauhidan dan Keyakinan Dasar Umat Islam

Diperbarui: 26 Oktober 2022   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aqidatul Awam merupakan sebuah kitab yang ditulis dan dikarang oleh Syekh Ahmad Al-Marzuki Al-Maliki, kelahirannya bertempat di Sibbat Mesir. Kitab ini berbentuk syair atau nadzom (puisi), sehingga biasanya pembacaan kitab ini menggunakan lagu atau nada yang disesuaikan dengan setiap bait yang terdapat dalam kitab tersebut. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab dan berjumlah 57 bait.

Dari salah satu pendapat menerangkan sejarah sekaligus syarah dari kitab ini yaitu terdapat dalam kitab Nurudh Dholam karya Syekh Nawawi Al-Bantani menyebutkan bahwa, pengarang kitab Aqidatul Awam bertemu dengan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya dalam mimpi yang bertepatan pada malam Jum'at, bulan Rajab hari ke tujuh pada tahun 1258 Hijriah. Dalam mimpinya tersebut, sang pengarang diperintahkan untuk membacakan nadhoman yang berisikan tentang ketauhidan, dan Baginda Nabi SAW menjanjikan surga bagi yang menghafalnya.

 Kemudian Nabi SAW menyebutkan bait pertama sampai akhir dan ketika bangun, Syekh Al-Marzuqi (sebutan masyhur pengarang kitab Aqidatul Awam) langsung hafal dan mencatatnya. Setelah itu dilanjut dengan mimpi yang kedua pada bulan Dzulhijjah hari ke-28 dipertemukan kembali dengan Nabi Muhammad SAWdan para sahabat, dalam mimpinya itu Syekh Al-Marzuki mendapat wejangan untuk mengkhatamkan dari awal sampai akhir, ketika setiap akhir bait tersebut di doakan dengan mengucap 'Amin', dan didoakan oleh Nabi SAW ketika selesai pembacaannya.

Awal dalam kitab ini sebagai pembuka dituliskan dari bait satu sampai bait empat. Isinya dalam bait-bait tersebut adalah mengucap syukur kepada Allah SWT dengan mengagungkan asma Allah. Kemudian bersholawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta kepada sahabatnya. Dalam pembukaan ini juga pada bait pertama sama seperti ketika diucapkan Nabi Muhammad dalam mimpi sang pengarang dengan aksara Arab yang berbunyi:

"Abdau bissmillahi warrahmaani",

Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia: "Aku buka dengan dengan nama Allah yang Maha Pengasih". Bait lima sampai bait empat belas berisi tentang sifat-sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Allah SWT dan RasulNya serta sifat ma'sum para Rasul. Dalam bait tersebut sifat wajib dan mustahil bagi Allah berjumlah dua puluh, adapun jaiz bagi Allah ada satu, yang menerangkan tentang kehendak Allah dalam melakukan sesuatu ataupun tidak.

Di dalamnya termasuk 4 sifat wajib dan mustahil bagi Rasul, sifat jaiz bagi Rasul, yang artinya para Rasul mempunyai sifat kemanusiaan (seperti tidur, makan, dan sakit), tanpa merendahkan statusnya sebagai Rasul, diakhir disebutkan sifat ma'sum para Rasul. Bait lima belas sampai bait dua puluh sembilan berisi tentang nama-nama Nabi dan Rasul yang berjumlah dua puluh lima, jumlah malaikat yang wajib diketahui ada sepuluh, empat kitab Allah dan Nabi yang diberikan suhuf, serta kewajiban dalam meyakini hari akhir.

Bait 30 sampai bait 50 menjelaskan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, meliputi nasab, lahir dan wafatnya, peristiwa pengangkatan menjadi Rasul, anak dan istrinya, peristiwa Isro Mi'roj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW. Tujuh bait terakhir merupakan rangkaian penutup dari kitab ini yang disusun oleh pengarang yang berisikan nama pengarang, rasa syukur dan sholawat, serta rangkaian doa pengarang dan menjelaskan jumlah bait dan tahun disusunnya kitab, yaitu tahun 1258, bait terakhir menyebutkan nama dari kitab ini, yaitu Aqidatul Awam.

Ada salah satu pendapat yang menyebutkan bahwa isi kitab ini sebelumnya 29 bait, karena kecintaan penyair dan dari kejadian mimpi yang dialaminya dengan Nabi Muhammad SAW sehingga ditambah bait 30 sampai bait 50 ini berupa kisah-kisah kehidupan Nabi didalam kitab Aqidatul Awam. Serta 7 bait terakhir ynag merupakan penutup. Sehingga keseluruhan bait dalam kitab Aqidatul Awam berjumlah 57.

Dari keseluruhan isi dari kitab Aqidatul Awam, nilai-nilai ketauhidan atau keesaan Allah SWT menjadi salah satu poin besar dan juga sebagai pengetahuan dasar umat Islam untuk memantapkan kepercayaan kepada Allah SWT. Pengetahuan dasar tersebut kemudian akan menjadi bekal dalam kehidupan dalam beribadah baik mahdoh, (seperti solat, zakat, puasa) maupun ghaira mahdoh (seperti menolong sesama orang lain, membantu, senyum).

Selain itu, pengetahuan mengenai nama-nama malaikat, kitab, dan nabi menjadi landasan lainnya dalam belajar mengenai agama Islam dan menjadi orang Islam yang paham tentang dasar dan landasan agamanya. Pengetahuan ini menjadikan kepercayaan dasar yang kemudian turun temurun diwariskan dalam bentuk cerita, syair, ataupun menjadi bagian dari materi pelajaran yang terdapat di sekolah. Kitab ini termasuk masyhur di kalangan pondok pesantren, biasanya kitab ini menjadi pelajaran wajib terutama bagi orang-orang yang baru masuk pondok pesantren.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline