Lihat ke Halaman Asli

Syafinaz Salsabilla Diandra

ANALIS PERKARA PERADILAN - MAHKAMAH AGUNG

Penerapan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara : Permasalahan, Tantangan, dan Upaya Penyelesaiannya Oleh : Syafinaz S Diandra

Diperbarui: 20 Januari 2025   12:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Wawasan Kebangsaan (Wasbang) dan bela negara merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam upaya menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai bangsa yang besar dengan keberagaman budaya, suku, agama, dan bahasa, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, wawasan kebangsaan yang mencakup pemahaman terhadap sejarah, nilai-nilai Pancasila, serta prinsip-prinsip dasar negara, menjadi penting untuk memperkuat integritas bangsa.

Selain itu, bela negara bukan hanya menjadi tanggung jawab TNI dan Polri, tetapi menjadi kewajiban seluruh warga negara. Bela negara mencakup segala upaya yang dilakukan oleh setiap individu untuk menjaga dan mempertahankan negara dari segala bentuk ancaman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, penerapan nilai-nilai wasbang dan bela negara di Indonesia menghadapi sejumlah permasalahan dan tantangan yang memerlukan perhatian serius.

Dalam tulisan ini, kita akan mengkaji secara mendalam mengenai permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam penerapan nilai-nilai wasbang dan bela negara, serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memperkuat nilai-nilai tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam konteks isu-isu kontemporer yang dihadapi Indonesia.

Permasalahan dalam Penerapan Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara

  1. Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran tentang Wawasan Kebangsaan

Salah satu permasalahan utama dalam penerapan nilai-nilai wawasan kebangsaan adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya wawasan kebangsaan itu sendiri. Masyarakat, terutama generasi muda, seringkali tidak menyadari betapa krusialnya memahami sejarah bangsa, Pancasila, dan nilai-nilai dasar negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pendidikan mengenai wawasan kebangsaan seringkali dianggap sebagai materi pelajaran yang normatif, bahkan terkadang kurang diterima dengan sepenuh hati, sehingga pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai tersebut menjadi lemah.

Pendidikan kewarganegaraan yang mengajarkan prinsip-prinsip dasar seperti hak dan kewajiban warga negara, kesetiaan terhadap Pancasila, serta keberagaman dalam kebhinekaan, harus lebih ditekankan. Tanpa pemahaman yang mendalam tentang wawasan kebangsaan, masyarakat akan lebih mudah terjebak dalam sekat-sekat identitas sempit yang merusak rasa persatuan.

  1. Globalisasi dan Pengaruh Budaya Asing

Globalisasi merupakan fenomena yang tak bisa dihindari oleh negara manapun, termasuk Indonesia. Arus informasi yang datang dari berbagai belahan dunia dengan cepat, terutama melalui media sosial dan internet, memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat, terutama generasi muda. Di satu sisi, globalisasi memberikan peluang untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia internasional, tetapi di sisi lain, ia juga membuka pintu bagi masuknya budaya asing yang bisa mengikis nilai-nilai kebangsaan.

Budaya asing yang sering kali lebih menarik dan dinamis, khususnya budaya populer, dapat memengaruhi cara pandang generasi muda terhadap identitas nasional. Banyak di antara mereka yang lebih mengidentifikasi diri dengan budaya global ketimbang budaya lokal atau nasional. Dalam konteks ini, wawasan kebangsaan yang seharusnya menjadi pedoman dalam menjaga keutuhan bangsa, dapat terancam oleh dominasi budaya asing yang lebih mengutamakan individualisme dan konsumerisme.

  1. Ancaman Radikalisasi dan Terorisme

Radikalisasi dan terorisme menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi ekstrem yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dapat dengan mudah menyusup ke dalam masyarakat, khususnya kepada generasi muda yang kurang mendapatkan pendidikan tentang wawasan kebangsaan dan bela negara. Kelompok-kelompok teroris sering kali memanfaatkan ketidaktahuan atau ketidakpahaman terhadap ideologi negara untuk merekrut anggota dan menyebarkan paham radikal.

Tingkat radikalisasi yang tinggi sering kali berawal dari kurangnya kesadaran terhadap pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara, serta pemahaman yang keliru terhadap konsep bela negara. Hal ini menjadi tantangan besar dalam menciptakan ketahanan sosial yang dapat mengurangi potensi munculnya gerakan-gerakan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

  1. Ancaman Keamanan Siber dan Teknologi Informasi
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline