Lihat ke Halaman Asli

PEGIDA, Charlie, dan Bayi yang Tak Jadi Lahir ke Bumi

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Senin hampir tengah malam. Kami mampir di restoran cepat saji di tengah perjalanan panjang untuk rehat. Saya takjub dengan pemandangan restoran yang penuh dengan polisi tengah mengantri makanan.

“Habis ada pertandingan bola ya?” polos saya bertanya pada suami. Menduga para polisi itu selesai bertugas jaga pertandingan sepakbola.

“Gak ah. Ini kan hari Senin. Pasti demo Pegida”, suami yakin berasumsi.

Ia lalu bertanya pada sepasang polisi yang berdiri mengantri di belakang kami.

“Habis jaga demo ya?”

Polisi mengangguk.

***

Jerman hari-hari belakangan ini penuh dengan berita aksi demontrasi tentang PEGIDA. Ia organisasi yang lahir di Dresden, wilayah yang pada perang dingin bagian dari Jerman Timur. Nama organisasi ini bila diterjemahkan secara kasar berarti “Gerakan melawan Islamisasi di Eropa”. Beberapa dari petisi mereka adalah membatasi dan mengurangi suaka terhadap para imigran dan melindungi budaya Kristiani-Yahudi di Eropa dari pengaruh Islam yang dinilai mereka misoginik dan penuh dengan kekerasan.

Jerman menjadi top list negara Eropa yang paling dituju para pengungsi dan pencari suaka dengan tingkat keamanan dan jaminan sosial yang cukup loyal. Terlebih setelah Irak dan Syiria berkobar perang tiada henti. Selain Turki yang seperti telah menjadi negara ke dua di Jerman, komunitas muslim di Jerman umumnya datang dari negara-negara yang tengah atau pernah dirundung masalah: Pakistan, bekas negara Yugoslavia, Iran, Lebanon, Irak, Afganistan, Syiria.. Mereka awalnya datang sebagai pencari suaka yang kemudian berintegrasi menjadi penduduk tetap.

Politik sayap kanan di Jerman tidaklah begitu populer. Konstitusi Jerman sendiri telah mengharamkan segala yang berbau NAZI meski gerakan Neo-NAZI kadang mencoba menarik perhatian dengan aksi turun ke jalan. Memanasnya perang sipil di kawasan Irak-Syiria dan aksi kebrutalan yang kerap dipertontonkan para ekstrimis ISIS menjadi alasan para ekstrem kanan di Jerman untuk memunculkan Pegida.

Pegida membuka keanggotaan melalui media sosial dan rutin mengadakan demonstrasi setiap hari Senin. Sejak dideklarasikan Oktober tahun lalu,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline