Lihat ke Halaman Asli

Esensi Kurban adalah Cinta

Diperbarui: 31 Agustus 2017   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Allahu Akbar

Laa ilaha illaallahu Allahu Akbar

Allahu Akbar wa lillah Ilham...

Gema takbir terdengar seantero jagat raya memuji kebesaran Allah SWT. Hari raya Idul Adha kaum muslim menyebutnya. Hari dimana dianjurkan bagi kaum muslim yang mampu untuk melakukan kurban. Kurban berupa hewan ternak kambing, sapi, kerbau atau unta yang memenuhi syarat sah. Loh, ada syarat sah berkurban? Iya, begitulah ajaran islam tidak sembarangan hewan bisa dikurbankan. Hewan yang bisa dikurbankan 'poel' atau masuk usia 2 tahun atau lebih, sehat, jantan dan tidak cacat. Artinya hewan yang sempurna dari penampilan. Ayo, diperiksa lagi hewan kurbannya sudah memenuhi syarat?

Kurban mengandung nilai kemanusiaan yang sangat dalam. Ajaran islam untuk meneladani cinta bapak para nabi, baginda Nabiyullah Ibrahim Alaihissalam. Salah satu riwayat kenapa Nabiyullah Ibrahim mendapat perintah menyembelih putra kesayangan yang puluhan tahun dinantikannya, karena dalam hati beliau pernah berujar jangankan ternak untuk menjamu para tamu, anak akan saya sembelih jika ada perintah dari Allah Azza wa Jallah

Memang Nabiyullah Ibrahim terkenal dermawan, setiap ada tamu selalu disuguhi daging ternak paling fresh (bukan daging usia 2 hari atau lebih hehe) dipilih kambing terbaiknya. Akhirnya turun perintah menyembelih putranya karena kecintaan pada Tuhan Yang Maha Kasih, pemilik segalanya. Cinta sesungguhnya. Sampai sekarang teladan Nabiyullah Ibrahim dilanjutkan anak manusia di seantero jagat setiap 10 Dzulhijjah.

Disisi lain sehari sebelum 10 Dzulhijjah umat islam yang menjalankan ibadah haji berkumpul di Arofah, Makkah. Intinya berdo'a, merenung, kontemplasi akan kehidupan. Dengan pakaian yang sama kain putih 'ihram' tidak ada tanda kehormatan pemberian negara yang melekat di dada. Semua sama, duduk mengharap ridlo Ilahi.

Agama untuk Cinta

Idul Adha yang didalamnya ada perintah kurban sesungguhnya mengajarkan kepada pemeluknya tentang cinta. Pemeluknya diajarkan untuk memanusiakan manusia. Nilai tertinggi agama adalah kemanusiaan. Dengan berkurban ada dimensi sosial yang terkandung didalamnya. Manusia diminta untuk berpikir agar mengambil hikmahnya. Bukan darah atau daging yang sampai kepada Allah SWT akan tetapi niat tulus dan kesadaran berbagi dan berkorban karenaNya. Cinta sesungguhnya yang bukan karena fisik atau penampilan tapi lebih dalam karena mengejar pelukanNya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline