Lihat ke Halaman Asli

Matinya Sebuah Perjuangan

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebuah perjalanan hidup manusia dari waktu – kewaktu telah membawa dirinya kedalam puncak peradapan dengan mendekati kesempurnaan didalam menjalani perputaran roda kehidupan, peran serta ilmu pengetahuan telah banyak membantu menjawab segala tantangan dan permasalahan yang muncul di tengah perjalanan.
proses pencarian jalan kebenaran di tengah kebingungan seperti saat ini telah melahirkan para pemikir dan sejumlah masalah baru sebagai dampak dari akar permasalahan tersebut, dimana seorang terkadang tekesan dipaksakan untuk berfikir lebih keras untuk menjawab semua permasalahan sampai ke akarnya.

Setelah sekian lama manusia bergelut dengan permasalahan yang ada, sungguh sangat di sayangkan ketika ia tidak bisa untuk mengambil segala pembelajaran dari permasalahan yang pernai ia jumpai. Mereka terlalu sibuk untuk menghakimi setiap permasalahan yang muncul kepermukaan tanpa di imbangi dengan suatu tindakan nyata sebagai suatu solusi kongkrit guna menyelesaikannya, sehingga ketika tiba waktu datang kepadanya dengan permasalahan yang sama ia tidak kunjung jua dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Sungguh sangat disayangkan tentunya, oleh karna itu kita sebagai manusia yang hakikinya mengemban amanat sebagai khalifah fil ardh ( Wakil Tuhan Dimuka bumi ) sudah selayaknya dapat lebih berfikir untuk bagaimana cara kita menyelesaikan segala permasalahan yang muncul dengan mengunakan segala fasilitas yang telah di berikan oleh Tuhan.
perjuangan merupakan salah satu bentuk tindakan nyata untuk menjawab tantangan dari permasalahan yang ada, akan tetapi didalam sebuah perjuangan tentunya tidak semudah seperti kita membalikan telapak tangan, didalam sebuah perjuangan dibutuhkan sebuah kominmen besar baik waktu maupun keikhlasan hati untuk menghasilkan sebuah perubahan yang dicita – citakan.

Pada dasarnya manusia tidak dapat lepas dari sebuah perasaan yang mengklaim bahwa dirinyalah yang benar ( EGO ) yang menyebabkan terjadinya gesekan -gesekan antar ego manusia yang satu dengan yang lainnya, sebuah polemic besar terjadi disini akan tetapi sebagai seorang manusia ia tidak bisa lari dari rasa kebenaran yang tertanam di hatinya ( nurani ) Sehingga terjadilah pertempuran antara ego dan nuranididalam dirinya. Disaat seperti inilah peranan ilmu pengetahuan diharapkan dapat membantu dan mengawal setiap pemikiran dan menghasilkan suatu solusi yang terbaik.

Akan tetapi lagi – lagi semangat di dalam perjuangan yang telah di bungkus indah oleh ilmu pengetahuan tercederai oleh sifat malas dari manusia, beragam alasan di lontarkan demi menyelematkan muka mereka kepada khalayak ramai ( pembenaran ) sebagai sebuah langkah yang mereka nilai benar.
sebagai seorang manusia biasa saya menyadari betul kekurangan ini, akan tetapi hal yang demikian itu telah membuat saya terbangun dari tidur panjang selama ini, jawaban atas permasalahan yang lama telah mematikan roda perjuangan, semoga dengan ilmu dan konsistenitas kita dapat menjawab segala tantangan yang ada. Untuk itu janganlah kita menutup mata, hati, telinga dan seluruh panca indra kita dengan segala gemerlap yang akan menghipnotis dan membawa kita kedalam dunia yang utopis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline