Lihat ke Halaman Asli

Logika Deduktif, Induktif, dan Silogistik

Diperbarui: 20 Mei 2022   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Model-model pembelajaran yang merupakan derivate dari model pembelajaran inovatif – progresif sudah banyak yang dikaji dan dapat digunakan oleh guru-guru yang disekolah menengah. Adapun model yang pemembelajaran tersebut adalah pembelajaran langsung, model pembelajaran siklus belajar induktif, model pembelajaran deduktif-induktif, dan sebagainya.

     Model Pembelajaran Deduktif-Induktif

Dalam pengajaran sains, sekurang-kurangnya sisiwa diajak kea lam untuk anak mengenal alam. Terkait hal ini, Wonorahardjo (2011) menyatakan pengenala akan alam merupakan salah satu kegiatan manusia yang terjadi secara spontan. Produk pengenalan dan pengetahuan yang dikumpulkan secara sitematis akan membentuk wacana baru, yakni ilmu.

 Sains merupakan suatu pengetahuan alam yang terstruktur. Sains juga akan berkembang lebih mendalam karena manusia senantiasa mengetahui hal-hal baru dialam dan menganalisinya dalam kaidah ilmiah.  

Membahas pengetahuan alam tentunya disertai asumsi bahwa subjek menyadari bahwa dirinay mengetahui. Kesadaran adalah terminology yang penting nantinya dan akan selalu disinggung dalam banyak bahasan dalam pembelajaran sains.

    Namun selain logika, intuisi merupakan sumber sekaligus instrument pengetahuan. Intuisi menggerakkan manusia untuk menyelidiki lebih jauh walaupun tanpa arah yang jelas kelihatan terlebih dahaulu. Dalam mempelajari sains, seorang siswa tidak bisa hanya mengandalkan teoretis saja, atau dalam domain filosofi sains dikenal sebagai mengandalkan rasionalitas saja melainkan harus juga bertumpu pada empiris. 

Bukankah sains muncul diawali oleh observasi fenomena tertentu dialam, lalu maju menjadi teori-teori sains. Bilamana guru studi sains disekolah hanya menjejali kajian teoretis saja, tanpa disangga oleh pengamatan.

   Penalaran deduktif adalah suatu cara berpikir yang dimulai dari sesuatu yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan menggunakan kaidah logika. Penalaran deduktif ini dapat dilakukan dengan melalui seperangkat pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri dari a) premis mayor atau pernyataan yang bersifat umum, b) pernyataan yang bersifat khusus, c) simpulan yang dapat diambil berdasarkan kedua premis.

   Silogisme kategorik yang lebih lazim dapat dikenal dengan sebutan silogisme saja pada dasarnya adalah sebuah bentuk penalaran yang langsung dari dua buah premis yang berupa proposisi kategorik. Dari dua buah premis kita akan menarik sebuah konklusi, yang sebenarnya merupakan usaha menggabungan kedua premis dengan bantuan term tengah.

   Logika deduktif dapat digunakan sebagai dasar untuk penelusuran teori dan penurunan hipotesis. Teori yang relevan dengan variabel yang dilibatkan dalam rumusan masalah disusun, selanjutnya dikaji karangka teoretis. Dari karangka teoritis yang jelas merupakan jawaban tentative dari masalah yang dirumuskan.

    Induktif sering juga dikenal sebagai logika induktif. Simpulan yang diambil dari penalaran deduktif hanya apabila yang dipakai sebagai dasar simpulan itu bener. Yang menjadi masalah merupakan adalah bagaimana orang dapat mengetahui kalau premis itu benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline