Lihat ke Halaman Asli

Wisnu Pitara

Sekadar membaca saja

Internet Starlink Beroperasi di Indonesia

Diperbarui: 18 Mei 2024   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Internet Satelit (Dibuat dengan Canva.com)

Pendahuluan

Pada akhir-akhir ini, beberapa kreator video telah membuat reviu tentang layanan heboh internet Starlink. Layanan ini dijalankan menggunakan jaringan satelit milik Elon Musk yang berpusat di Amerika Serikat. Dengan adanya layanan baru ini diharapkan dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan internet, terutama bagi wilayah-wilayah yang kesulitan dengan jaringan yang ada. Di artikel ini kita akan membahas topik tentang layanan internet satelit ini.

Jaringan Internet

Layanan akses internet pada era digital ini sudah merupakan kebutuhan untuk dapat mendistribusikan data dan informasi bagi berbagai kalangan. Berbagai layanan, misalnya berbentuk: tulisan, video, maupun suara, banyak yang dilewatkan pada jaringan internet. Dengan sendirinya untuk mengakses berbagai layanan tersebut membutuhkan jaringan internet.

Menurut Menteri Kominfo kecepatan internet kabel di Indonesia pada tahun 2023 ada di angka kurang dari 25 Mbps. Sedangkan rata-rata kecepatan internet dunia sekitar 50 Mbps. Untuk internet seluler atau nirkabel masih di bawah itu.

Apabila dilihat dari angka penetrasi pengguna internet, menurut APJII pada tahun 2024, dari 278 juta penduduk sudah 79,5% mendapatkan akses internet.

Namun apabila dilihat dari sebaran wilayah akses internet, maka masih ada 11% wilayah yang belum terjangkau sinyal internet. Selain itu juga kecepatan internet yang masih bervariasi tajam, di mana berbagai daerah juga belum terjangkau jaringan 4G.

Titik Akhir (End Point)

Bagi para pengguna atau konsumen internet, tersedia beberapa jenis cara mengakses jaringan internet. Namun beberapa jenis akses yang umum disediakan oleh penyedia layanan internet, yaitu:

  • Kabel tembaga: Jenis ini merupakan warisan jaringan telepon model lama, meskipun masih ada sudah jarang.
  • Kabel serat optik (fiber optic, FO): Akses menggunakan kabel serat optik ke rumah pengguna.
  • Jaringan seluler: Akses menggunakan antena di dalam gawai (gadget) seperti telepon pintar atau piranti lainnya ke suatu antena pengirim-penerima (BTS).
  • Jaringan WLAN: Akses menggunakan antena WLAN antara penyedia ke pelanggan, sering dibutuhkan tower untuk mendapatkan sinyal tanpa terhalang kepada antena penyedia layanan.
  • Akses satelit: Ini menggunakan antena khusus untuk mengakses sinyal langsung ke satelit yang mengorbit di atas permukaan bumi.

Telekomunikasi Satelit

Ada beberapa jenis telekomunikasi yang menggunakan satelit, yaitu:

1. Komunikasi Satelit Tetap (Fixed Satellite Service - FSS):

  • Layanan ini digunakan untuk menyediakan komunikasi point-to-point antara dua lokasi yang tetap, seperti menara pemancar seluler atau stasiun bumi.
  • FSS umumnya digunakan untuk layanan telepon, internet, dan televisi.

2. Komunikasi Satelit Bergerak (Mobile Satellite Service - MSS):

  • Layanan ini digunakan untuk menyediakan komunikasi antara pengguna mobile dan jaringan darat, seperti telepon satelit, komunikasi maritim, dan komunikasi penerbangan.
  • MSS umumnya menggunakan satelit orbit rendah bumi (LEO) sekitar 160 – 2.000 km di atas permukaan bumi. Internet Starlink adalah jenis ini.

3. Penyiaran Satelit Langsung (Direct Broadcast Satellite - DBS):

  • Layanan ini digunakan untuk menyiarkan sinyal televisi dan radio secara langsung ke rumah tangga, tanpa memerlukan antena parabola yang besar.
  • DBS umumnya menggunakan satelit geostasioner yang berada di atas lokasi yang sama di langit pada setiap waktu.

4. Komunikasi Satelit Navigasi (Satellite Navigation Service - SNS):

  • Layanan ini digunakan untuk memberikan informasi navigasi dan penentuan posisi kepada pengguna, seperti GPS, GLONASS, dan BeiDou.
  • SNS umumnya menggunakan satelit orbit rendah bumi (LEO) yang mengirimkan sinyal ke penerima di bumi.

5. Komunikasi Satelit Ilmiah (Satellite Scientific Service - SSS):

  • Layanan ini digunakan untuk penelitian ilmiah dan pengamatan bumi, seperti meteorologi, klimatologi, dan studi atmosfer.
  • SSS umumnya menggunakan satelit orbit rendah bumi (LEO) atau satelit geostasioner, tergantung pada jenis data yang dikumpulkan.

Satelit Geostasioner: Mengorbit Bumi di Posisi Tetap

Satelit geostasioner, atau satelit geosinkron, adalah satelit yang mengorbit Bumi pada ketinggian sekitar 35.786 kilometer di atas ekuator. Satelit mengorbit Bumi dengan kecepatan yang sama dengan rotasi Bumi, sehingga satelit selalu diam terhadap di atas titik yang sama di Bumi.

Karakteristik Satelit Geostasioner:

  • Orbit: Mengorbit Bumi pada ketinggian 35.786 km di atas ekuator.
  • Periode Orbit: 23 jam 56 menit 4 detik (sama dengan periode rotasi Bumi).
  • Posisi: Tampak diam di atas titik yang sama di Bumi.
  • Jangkauan: Cakupan luas, mencakup sekitar sepertiga permukaan Bumi.
  • Aplikasi: Digunakan untuk berbagai keperluan, seperti telekomunikasi, penyiaran, navigasi, dan meteorologi.

Internet Starlink dengan Satelit LEO

Satelit LEO (Low Earth Orbit) adalah satelit yang mengorbit Bumi pada ketinggian rendah, yaitu antara 160 - 2.000 kilometer di atas permukaan Bumi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline