Selamat malam, semuanya,
Sebelumnya, saya Timothy Aditya Sutantyo, mahasiswa IT Swiss German University angkatan tahun 2015, dan juga ambassador untuk SGU. Saya di sini ingin menyampaikan aspirasi saya mengenai kasus SGU saat ini, juga apresiasi saya untuk SGU.
Desember lalu, sosial media saya dipenuhi dengan foto-foto mengenai pembetonan SGU oleh pihak BSD. Seketika, sosial media saya pun menjadi ramai membicarakan tentang masalah tersebut, khawatir bila kita kehilangan tempat untuk belajar, berkumpul bersama dengan mahasiswa-mahasiswa lain SGU dan juga dosen-dosennya, dan sebagainya. Dari hari pertama pembetonan SGU tersebut, jujur saja saya tidak begitu khawatir mengenai masalah tersebut. Saya bukannya tidak memiliki hati, tetapi gedung kampus hanyalah satu elemen dari suatu universitas; elemen-elemen lain, seperti administrasi, mahasiswa, dosen, dan sebagainya, masihlah ada. Kedua, SGU telah terakreditasi oleh BAN-PT, yang artinya universitas kita telah diakui di Indonesia, yang membuat ijazah dari universitas tersebut dapat digunakan untuk melamar pekerjaan. Ketiga (ini yang membuat saya salut), sejak pembetonan kampus kami, tim SGU telah berusaha keras untuk mencari gedung yang layak untuk dijadikan tempat untuk belajar mengajar. Saat ini kita sudah menempati gedung sementara yang digunakan untuk administrasi. Baru saja teman-teman dari angkatan saya berkumpul bersama dengan dosen-dosen IT di gedung sementaranya tersebut untuk membicarakan tentang kemajuan magang kita (apa yang dilakukan saat magang). Dengan kerja keras dari tim SGU, saya yakin di bulan Februari ini kami dapat menempati gedung yang layak untuk proses belajar mengajar, sehingga kami dapat lulus tepat waktu.
Saat ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada SGU. Berkat SGU, saya dapat magang di suatu perusahaan pada semester 3, dan berpartisipasi di suatu proyek di perusahaan tersebut. Juga berkat SGU, saya akan dapat magang di Jerman pada semester 6, yang artinya saya akan belajar banyak sekali hal, mulai dari kultur Jerman, bekerja bersama orang Jerman, tinggal sendiri tanpa bantuan orang tua, dsb. Juga karena SGU, saya mendapatkan pengalaman untuk menjadi ambassador, yang berarti saya mempromosikan SGU untuk murid-murid SMA. SGU juga memberikan kesempatan untuk menyalurkan hobi menyanyi saya, belajar tentang pertolongan pertama, dan bersekutu bersama untuk memuji Tuhan melalui klub-klub yang ada di universitas tersebut. Terima kasih juga untuk SGU yang telah mengadakan mata kuliah Bahasa Jerman, sehingga saya dapat mempelajari bahasa baru. Terima kasih untuk teman-teman saya yang telah membantu saya bila ada kesulitan, baik dalam pelajaran maupun curhat.
Terima kasih kepada dosen-dosen SGU yang telah sabar mengajar kami, menjawab pertanyaan kami bila apa yang Anda ajarkan kurang dimengerti, dan menjadi teman bicara yang baik untuk kami semua; saya terutama salut dengan dosen-dosen SGU yang dengan sabar memberi nasihat kepada saya bila saya terkadang khawatir dengan nilai saya. Saya berterima kasih kepada satpam-satpam SGU yang sudah menjaga keamanan SGU, dan juga tetap senantiasa bertugas menjaga SGU sekaligus kampus kami telah dibeton.
Terima kasih untuk tim BEM dan MPM yang telah mengorganisasi berbagai kegiatan di SGU, agar SGU menjadi universitas yang lebih aktif dan lebih hidup. Terima kasih untuk tim "Lost & Found" yang telah menjaga barang-barang saya, sehingga saya dapat mengambilnya di hari lain (walaupun saya terkadang kena marah karena sering ketinggalan barang saya di SGU). Terima kasih kepada Cleaning Service SGU yang telah menjaga kebersihan kampus kami, sehingga kampus kami dapat terawat dan membuat mahasiswa dan dosen melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya dengan nyaman. Pada akhirnya, saya berterima kasih kepada tim "Admission" SGU; tanpa kalian, saya tidak akan mungkin belajar di SGU. Terima kasih juga kepada tim yang mengurus magang kami dengan memberikan kami daftar perusahaan. Saya minta maaf jika ada tim yang bekerja di SGU yang tidak saya sebutkan, tetapi saya mengucapkan terima kasih kepada kalian semua karena kalian telah berpartisipasi untuk membuat SGU menjadi universitas yang lebih baik.
Akhir kata, saya berharap walaupun SGU sedang memiliki masalah, murid-murid SMA tidak mengurungkan niat untuk kuliah di SGU, karena SGU telah memberikan saya banyak kesempatan, seperti kesempatan magang dua kali (salah satunya di Jerman), belajar Bahasa Jerman, dosen-dosen yang friendly (untuk menunjukkan seberapa friendly dosen kami, beberapa dosen kami di IT ada yang membolehkan mahasiswanya pakai "lu" dan "gue" dalam berkomunikasi.). Juga minggu ini, untuk program magang semester 3 saat ini, saya ditawarkan oleh supervisor saya untuk melanjutkan magang secara remote, setelah periode magang saya usai. Ini membuktikan bahwa kualitas mahasiswa SGU tidaklah kalah dari universitas lain, dan banyak lagi. Semoga SGU selalu menjadi universitas yang lebih baik, lebih maju, lebih dikenal Indonesia dan dunia, lebih baik dalam segalanya ya!
Timothy Aditya Sutantyo Mahasiswa IT Swiss German University Angkatan 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H