Menjelang tepian tahun 2016 terlihat, belantara informasi di Indonesia diwarnai oleh berbagai hal menarik. Mulai dari riuhnya segala hal tentang Ahok, serunya aksi kepolisian dalam memberantas terorisme, hingga masalah penindasan dunia pendidikan oleh developer.
Kejadian yang disebutkan terakhir di atas merupakan kejadian yang cukup menarik perhatian saya. Kejadian tersebut menjadi menarik karena seorang tokoh pendidikan yang dijuluki Steve Spangler Indonesia ikut bersuara melalui tulisan, dan tulisan tersebut menjadi viral di media sosial. Bagi siapa saja yang menjadi pemerhati dunia pendidikan Indonesia tentunya sudah mengetahui tentang tokoh ini. Buah dari konsistensi, kerja keras, dan ketulusan Sang Steve Spangler Indonesia dalam mengabdikan diri untuk memajukan dunia pendidikan, membuat tokoh ini sering disejajarkan dengan tokoh-tokoh pendidikan lain seperti Anies Baswedan.
Dia adalah Abdullah Muzi Marpaung, seorang tokoh pendidikan yang lahir pada tahun 1967 dan sejak lama sudah menyerahkan hidupnya untuk memajukan dunia pendidikan. Seorang tokoh dengan karya belasan, bahkan puluhan buku terkait dunia pendidikan. Seorang tokoh pendidikan yang konsisten menyuarakan tentang betapa menyenangkannya berkesperimen dan belajar. Seorang tokoh pendidikan yang menjadi sosok pertama pemrakarsa “percobaan sains menyenangkan dengan benda-benda sederhana di sekitar kita”, sebuah pemikiran yang membuat dia mendapat julukan Steve Spangler Indonesia. Steve Spangler sendiri adalah seorang tokoh internasional yang memiliki pemikiran serupa dengan Sang tokoh. Tokoh yang sekarang juga berjuang mencerdaskan anak-anak Indonesia melalui Rumah Sains Ilma.
Saya menjadi tertarik kepada permasalahan penindasan developer terhadap institusi pendidikan yang menjadi topik tulisan Sang tokoh. Karena bila Sang tokoh sudah sampai ikut bersuara, tentu saja permasalahan tersebut bukanlah permasalahan biasa. Bila Sang tokoh sampai harus menyuarakan kegelisahannya dalam bentuk tulisan, tentu saja permasalahan tersebut sudah mulai menyinggung kesucian dunia pendidikan. Sudah dalam waktu yang lama saya tidak membaca tulisan-tulisan Sang tokoh, saat saya membaca dua tulisan Sang tokoh tentang permasalahan penindasan dunia pendidikan tersebut, saya seperti bernostalgia dengan kedalaman kata-kata nan bijaksana yang biasa Sang tokoh sampaikan.
Bila dilihat dari perubahan aktivitas media sosial, suara kegelisahan dari Sang tokoh dalam tulisan tersebut sepertinya cukup membuat publik, terutama para mahasiswa institusi yang tertindas, terbuka mata hatinya dan menyerukan dukungan bagi institusi dalam menghadapi permasalahan ini, serta cukup membuat buzzer media sosial bayaran penyebar berita negatif dari pihak penindas menjadi babak belur. Berikut adalah beberapa kalimat-kalimat bijak yang dapat dikutip dari dua tulisan Sang tokoh terkait permasalahan penindasan dunia pendidikan tersebut:
Tulisan oleh Tabligh Permana (Dosen Life Science and Technology Swiss German University) yang diambil dari akun Kompasiana beliau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H