Lihat ke Halaman Asli

Terhadap Penutupan Paksa Kampus Swiss German University : Kami Tahu Kebenarannya

Diperbarui: 2 Januari 2017   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Sabtu (17/12) sore kemarin, saya mendapat kiriman foto-foto keadaan kampus saya Swiss German University. Sangat sedih melihat akses ke kampus saya sudah ditembok dan diblokir oleh pengelola properti yang namanya tidak asing bagi kita.

Sebelumnya saya cerita dulu kenapa saya mau kuliah di SGU dan kenapa saya sayang sama kampus saya ini. Padahal kalau tanya orang, nggak banyak yang mengenal kampus yang berlokasi di EduTown BSD ini.

Saya mencari kampus yang bertaraf internasional, lokasi yang terjangkau, dan bisa pergi ke luar negri saat kuliah. Dan teman saya menyarankan saya daftar ke SGU. Ya kenapa tidak? Bahasa pengantar bahasa inggris, bisa ditempuh dalam waktu 15 menit dari rumah saya dengan mobil, dan semester 6 saya bisa pergi magang di Jerman. Magang loh, bukan kuliah! Ya kuliah sih, tapi cuman sebulan. Sisanya magang.

Semester 6 kemarin alias Februari 2016, saya berangkat ke Jerman dengan perasaan senang, excited, dan sinonimnya.

Tapi, pada bulan April, saya terkena leukemia. Hal ini membuat saya harus berhenti semua kegiatan perkuliahan dan fokus berobat hingga sekarang.

Terus apa hubungannya sama SGU, Dir?

SGU membantu saya dari segala hal selama pengobatan saya berlangsung.

Ibu Mitta dari Internship Office saat mendengar kabar saya langsung datang ke kampus di hari Sabtu untuk membuatkan surat yang ditujukan kepada kedutaan agar pembuatan visa ibu saya bisa dipercepat.

Frau Will alias konsultan dari SGUW di Jerman berhubungan terus dengan perusahaan asuransi saya agar saya bisa mendapatkan asuransi pemerintah dari privat.

Dosen-dosen saya terus menanyakan keadaan saya disini dan membantu agar saya bisa tetap mengikuti kegiatan akademis walaupun dari jauh.

Pak Chris Kanter, selaku ketua Yayasan SGU, turut aktif menghubungi kedutaan Jerman di Jakarta untuk membantu ibu saya agar mendapatkan visa menetap di Jerman untuk menemani saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline