Lihat ke Halaman Asli

Nadia Bayu

Mahasiswa

Menjadi Dirut di Usia Muda, Kok Bisa?

Diperbarui: 7 Desember 2023   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi Dirut di Usia Muda, Kok Bisa?

Kisah ini saya ambil dari seseorang yang menurut saya bisa menginspirasi kaula muda untuk mencapai cita-citanya. Bercerita tentang seorang wanita muda yang sudah terbilang menjadi wanita karir dalam kehidupannya. Namanya Mariah Diana, kelahiran Pandeglang 12 Januari 1999. Sosok yang sangat menginsipirasi karena kegigihannya dalam mencapai puncak karir dalam kehidupannya. Walaupun berasal dari kampung, tidak mematahkan semangat Mariah untuk mengejar cita-citanya di kota metropolitan, Jakarta. Mariah juga merupakan wanita yang cerdas dan pintar dalam pendidikannya. 

Dalam perjalanan pendidikannya Mariah juga merupakan wanita yang sangat ambisius, selalu mencoba tantangan baru dalam kehidupannya. Itulah yang membuat kita sebagai kaula muda untuk bisa mencontoh Mariah dalam mengejar cita-citanya. 

Dari kecil orang tua Mariah juga mendorong ia untuk bisa ranking dalam sekolah, karena menurut Mariah “jika orang lain bisa, kenapa aku tidak?” itulah yang mendorongnya untuk selalu semangat mendapatkan ranking disekolahnya. Mariah merupakan wanita yang pemberani dan sangat ambisius dalam mencapai suatu hal yang diinginkannya. 

Mariah juga sangat aktif untuk mengikuti banyak kegiatan disekolahnya, apapun yang menjadi peluang dalam keberhasilannya pasti selalu ia kejar. Di masa sekolahnya Mariah merupakan sosok yang aktif dalam berkegiatan, seperti mengikuti ekstrakulikuler English Club disekolahnya. 

Mengikuti ekskul english club membuat ia bertemu dengan orang lain dan membawanya untuk bisa ikut serta dalam lomba-lomba debat bahasa inggris. Mariah menyelesaikan pendidikan SMA nya di Pandeglang tepatnya di SMA Negeri 2 Pandeglang. Mariah sering mengikuti lomba-lomba selama bersekolah walaupun masih tingkat regional itu merupakan suatu kebanggaan yang membuat ia selalu merasa bahwa itu merupakan suatu pencapaian yang dibanggakan oleh orang tuanya. 

Menurut Mariah dengan mengikuti lomba-lomba itu sangat membuat ia berani dan memperluas Point of View pada semua orang. Jika ia melihat seseorang lebih hebat dari dia, Mariah akan merasa sangat termotivasi untuk bisa juga mencapai keberhasilannya. Fun Fact Mariah tidak TK, ia hanya belajar dari orang tua dan langsung masuk ke Sekolah Dasar ketika dirasa sudah cukup untuk masuk dalam pendidikan. 

Mariah melanjutkan SMP agak jauh dari rumah dan itu bukan suatu hal untuk menghalangi ia berpendidikan, memilih sekolah yang cukup jauh dari rumah agar ia bisa lebih mengenal luas dunia luar tidak hanya di kampungnya saja. Selama masa SMA Mariah merasa bahwa masa SMA adalah masa dimana ia mencari jati dirinya, dan ia menemukan dirinya menyukai bahasa dan berdebat. Itulah yang membuatnya dirinya bisa mengekalkan keinginan dan bagaimana ia melanjutkan pendidikan setelah SMA.

Setelah menyelesaikan masa SMA-nya Mariah melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Jakarta. Sebelum ia masuk ke UNJ, ia sempat mencoba daftar kedokteran dibeberapa kampus, namun ia belum berhasil tembus untuk jurusan kedokteran. Akhirnya Mariah memilih untuk gap year dan belajar selama kurang lebih 1 tahun untuk mendaftar SBMPTN, setelah ia berusaha untuk belajar akhirnya ia pun mengikuti tes SBMPTN untuk masuk ke UNJ dan memilih jurusan Sastra Prancis, pilihan yang sangat random untuk dirinya sendiri. Akhirnya ia pun keterima masuk di UNJ dengan jurusan yang ia pilih yaitu Sastra Prancis dan ia juga memutuskan untuk pindah ke Jakarta. 

Selama kuliah ia mengikuti organisasi mahasiswa yaitu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) selama satu semester dan kembali mengikuti passion nya yaitu di english debate selama dua semester. Ia juga belajar mandiri untuk mengikuti part-time mengajar bahasa inggris diluar jam kuliahnya karena ia juga belum lancar untuk berbahasa prancis, selama ia part-time mengajar bahasa inggris ia hanya dibayar 90.000/2jam mengajar. Ia memilih untuk berhenti mengajar dikarenakan pendapatan yang ia peroleh juga tidak seberapa dan sangat menguras waktu dan tenaga, menurutnya mengajar juga bukan passion-nya. Menurutnya mengajar anak-anak adalah hal yang menguras tenaga, karena menurutnya anak-anak masih suka bermain sedangkan ia ingin mengefisienkan waktu dengan baik. Itulah yang membuatnya berhenti untuk mengajar part-time bahasa inggris. 

Mariah menguasai bahasa inggris dengan cara belajar otodidak yang diarahin oleh orang tuanya, yaitu dengan menghafal vocabulary. Selain itu ia juga belajar dari menonton film dan mendengarkan musik, menurutnya lebih efektif belajar dengan cara itu. Belajar bahasa prancis adalah hal baru untuk dirinya, bahasa prancis terbilang sulit untuk dipelajari pelafalannya, apa lagi ia adalah orang Indonesia dan sangat awam sekali untuk mengetahui tentang budaya prancis. Mariah juga termasuk mahasiswi yang kritis, mungkin terbilang paling kritis dikelas karena ia sering sekali bertanya dikelas dan cukup aktif dikelas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline