Lihat ke Halaman Asli

M A A F ...

Diperbarui: 15 Agustus 2021   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Editing by canva

Maaf, aku belum bisa memahami banyak hal yang sudah kamu mengerti.
Maaf, aku lebih sering menambah angin pada bara api dari amarah yang aku ciptakan sendiri.
Maaf, aku masih terlalu dini untuk mengerti seperti apa dirimu ini.

Maaf, aku selalu seperti anak kecil yang memilih memunggungimu saat kamu mencoba menjelaskan segala keliru yang ada agar lebih baik.
Maaf, kalau aku sering ngambekan, cuek dan gak peduli.
Dan maaf, aku juga belum bisa jadi yang pengertian.
Yang belum dewasa memaknai setiap masalah dan belum bijak dalam mengambil sebuah keputusan.

Setiap kali marah bukannya aku mengancam, hanya saja aku sedang tidak punya pilihan dan lebih memilih membiarkan apa yang ingin terjadi, terjadi saja. Aku lebih memilih pasrah agar jika segala kemungkinan buruk dalam bayang itu terjadi, aku akan lebih cepat mencari penawar untuk lekas memulihkan diri.

Aku sudah terlampau sering menelan pahitnya kegagalan, kehilangan rasa percaya tersebab sering dikecewakan, juga sangat kelelahan untuk memulai lagi dari awal. Itulah mengapa aku selama ini menutup diri, serta berhati-hati untuk mendekatkan diri. Inilah hal paling aku takuti.

Jika kamu kewalahan dengan semua ini, aku bisa mengerti bahwa semua ada masa lelahnya. Tapi jika siap pergi, maka pergilah dengan meninggalkan kejelasan, bukan jejak kenangan. Jadi ku harap, mengertilah.

Pahamilah bahwa wanita ini bukan tak bisa menjadi pemaaf. Bukan juga pula doyan marah-marah. Ia hanya seperti takut kehilangan pegangan. Dan ia ingin meminta kamu sejenak mengerti dan jangan diam saja. Ia sudah tak lagi marah, sekarang ia menginginkanmu datang.

Swastamitha, 15 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline