Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Wibawa Guru Telah Menurun?

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dua puluh atau tiga puluh tahun yang lalu, katanya guru benar-benar disegani. Seorang guru cukup hanya meletakkan kopiahnya di atas meja di depan kelas. Kemudian pergi meninggalkan ruang kelas entah kemana. Namun para siswa tidak ada yang berani berbuat macam-macam. Sampai guru tadi kembali, siswa dalam kelas masih bersitungkin dengan tugas yang diberikan.

Kalau berhadapan dengan guru, tak ada siswa yang berani menatapnya. Jika ketemu di jalan, siswa menyapa dengan hormat dan ramah. Bila guru bilang jangan, itu artinya benar-benar tidak boleh dilakukan atau dikerjakan. Dalam belajar, siswa harus melipat kedua tangan di atas meja.

Sekarang tak mungkin lagi ditemukan kondisi guru dan siswa seperti cerita di atas. Guru tak mungkin lagi meninggalkan kelas sesuka hatinya.  Suasana kelas akan kacau balau jika tak ada guru di dalamnya.  Jika berhadapan dengan guru, siswa kadang-kadang menganggap sama besar saja. Bila guru bilang jangan, justru membuat siswa penasaran dan mencoba melanggarnya.  Guru akan berfikir-fikir jika mau menyuruh siswanya melipat kedua tangan di meja. Apakah hal ini gejala-gejala wibawa guru telah menurun di mata siswa?

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dewasa ini ikut mempengaruhi pola pikir dan prilaku siswa sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah. Akibatnya pola komunikasi dan interaksi yang dilakukan siswa dengan lingkungannya juga berubah. Mereka sering berpenampilan dan berprilaku sesuai dengan hobi dan idolanya. Tidak akan mau diatur atau disuruh jika caranya tidak tepat.

Prilaku siswa dewasa ini bukanlah indikasi wibawa guru telah melorot di mata siswa. Yang terjadi adalah pergeseran nilai dan pola komunikasi antara siswa dengan orang tua maupun para guru di sekolah.  Jika demikian, baik guru maupun orang tua tak mungkin lagi memperlakukan siswa sebagai manusia yang tak tahu apa-apa.  Sebaliknya, guru dan orang tua serta orang dewasa lainnya perlu memperlakukan mereka dengan pendekatan sosial dan bersahabat.  Jika siswa merasa gaul, maka guru termasuk orang tua, dan orang dewasa lainnya juga harus lebih gaul lagi tanpa meninggalkan unsur mendidik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline