Lihat ke Halaman Asli

Swarawarta

Redaksi

Dampak AI pada Kesenjangan Sosial: IMF Sebut 40% Pekerjaan di Dunia Beresiko Hilang

Diperbarui: 18 Januari 2024   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi AI (Dok. peshkov)

Kecerdasan Buatan (AI) telah mengubah cara kita bekerja dan beraktivitas sehari-hari di era digital ini. Dari kesehatan, gadget, pusat perbelanjaan, hingga pendidikan, AI menjadi bagian integral dari inovasi teknologi saat ini. Artikel ini akan menjelaskan apa itu kecerdasan buatan dan mengeksplorasi dampaknya di era digital.


Apa itu Kecerdasan Buatan?

Kecerdasan buatan merupakan cabang ilmu komputer yang fokus pada pemecahan masalah kognitif terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, penciptaan, dan pengenalan gambar. 

Organisasi modern mengumpulkan data dari berbagai sumber, seperti sensor pintar, konten buatan manusia, dan log sistem. 

Tujuan penggunaan AI adalah menciptakan sistem belajar mandiri yang dapat memahami dan memanfaatkan data untuk memecahkan masalah baru. 

Contohnya, teknologi AI dapat merespons percakapan manusia, menciptakan gambar dan teks, serta membuat keputusan berdasarkan data real-time.

Dampak Adanya AI


IMF memprediksi bahwa AI akan berdampak pada hampir 40% pekerjaan global, dengan risiko lebih besar bagi negara-negara maju.

 IMF menyoroti potensi peningkatan ketimpangan pendapatan, terutama jika teknologi ini melengkapi pekerjaan berpenghasilan tinggi. 

IMF merekomendasikan kebijakan proaktif, termasuk jaring pengaman sosial dan program pelatihan ulang bagi pekerja yang rentan.

Meskipun ada potensi penggantian beberapa pekerjaan oleh AI, IMF menekankan bahwa hingga saat ini, AI lebih cenderung melengkapi pekerjaan manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline