Lihat ke Halaman Asli

Perbedaan Pendapat Itu Wajar!

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya senang bertukar pikiran, saya senang menonton kontes debat terutama jika itu bersifat membangun dan dengan itu saya mendapatkan pengetahuan baru. Namun tak jarang saya bertemu dengan orang yang senang membuat debat sederhana menjadi argumen selama berjam-jam entah itu online  atau di kehidupan nyata. Dengan orang seperti ini, setiap obrolan HARUS menjadi argumen.

Terutama jika dalam topic yang di bahas terdapat perbedaan pendapat, tidak mau mendengar perkataan orang lain, apalagi kalau sudah mulai merambah ke perkataan-perkataan yang tidak sopan kepada pihak lawan. Dan lebih parahnya lagi, kalau orang tersebut memutar balikkan fakta dan membuat kita menjadi tokoh antagonis walaupun pada awalnya kita hanya trying to be nice.

Mengapa mereka berlaku seperti itu?

Sebagian orang berlaku seperti itu karena mereka berpikir mereka paling benar, dan akan melakukan segala cara agar kita setuju dengan mereka. Mereka tidak bisa menerima pendapat yang berbeda dengan cara pikirnya.

Ada juga tipe orang secara sembunyi-sembunyi menikmati usaha kita bersusah payah menjelaskan pendapat kita, padahal mereka tahu bahwa kita benar. Ironisnya, orang tipe seperti ini akan merasa sangat tersinggung kalau ada orang lain yang melakukan hal yang sama dengan mereka. Hipokrit!

Dan terakhir adalah tentang Ego. Mereka besar di lingkungan yang membuat mereka selalu “benar”. Bisa saja kita berdiskusi tentang hal sepele, seperti matahari itu terbit di timur, dan mereka akan bersikeras bahwa itu salah. Mereka akan berargumen sampai mereka merasa benar walaupun kelakuan mereka seperti orang bodoh, tapi,  setidaknya mereka pikir harga diri mereka tidak jatuh!

****

Perlu kedewasaan emosional untuk tidak beragumen saat kita tidak setuju dengan orang lain. Orang lain punya pilihan dan alasan saat mereka tidak setuju dengan kita. Di butuhkan Nalar pikiran untuk mengontrol perilaku kita untuk tetap kalem dan tenang.

Perbedaan pendapat dalam segala hal itu wajar, tapi tidak seharusnya anda mempermalukan orang yang mempunyai perbedaan pendapat. Kemukakan apa yang anda pikirkan, tapi jangan beraksi seperti orang yang tidak setuju dengan anda adalah orang yang bodoh dan salah. Mempermalukan seseorang tidak membuat orang lain berubah pikiran. Itu hanya membuat jarak pemisah semakin membesar.

Saya lebih memilih untuk tidak "meladeni" orang yang senang berargumen dengan mengedepankan emosi, lebih baik saya ambil jarak aman. Saya akan berpikir dahulu apakah topik itu penting atau tidak, layak kah waktu saya untuk membahas soal  itu, dan orang seperti apa yang saya hadapi sebelum menanggapi orang tersebut.

"When people argue with you to the point where anger has overtaken them, leave them alone. Their battle is no longer with you, it’s with themselves." - AbdulBary Yahya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline