Cerita anak adalah salah satu media ampuh untuk menanamkan nilai-nilai dan watak positif kedalam diri anak-anak. Masalahnya, saat ini di Indonesia terjadi kelangkaan cerita anak karya penulis lokal. Anak-anak dan orangtua Indonesia sudah lama lebih akrab dengan karya-karya anak hasil buah pena penulis asing, seperti J.K. Rowling (Harry Potter), Enid Blyton (Lima Sekawan, Sapta Siaga), Aoyama Gosho (Detektif Conan), dan lain sebagainya. Padahal, belum tentu semua nilai yang ada dalam karya asing tersebut cocok dengan konteks budaya kita.
Buku Coretan Berharga: 20 Cerita Detektif 2, yang merupakan antologi cerita-cerita detektif dalam majalah anak Bobo , ingin mengisi kekosongan tersebut, terutama di genre detektif. Dua puluh cerita yang disajikan di sini cukup variatif karena mengusung subgenre cerita detektif yang berbeda: thriller misteri yang mencekam ("Misteri Puri Hantu di Pasar Malam', hlm. 81 -- 87), heist atau penipuan ("Kelereng Termahal", hlm. 94 -- 99), whodunnit alias mencari pelaku ("Siapa Pencurinya," hlm. 88 -- 93), suspense atau cerita menegangkan karena situasi ("Lelaki Tua di Gerbang Sekolah", hlm. 18 -- 24), dan lain sebagainya.
Cerita-cerita pendek dalam buku ini pun punya muatan hiburan dan edukatif yang berimbang. Selain terhibur mengikuti alur cerita, pembaca akan mendapatkan metode-metode penyelidikan yang beragam plus pengetahuan-pengetahuan baru di pelbagai bidang. Sebagai contoh, pembaca akan berkenalan dengan metode deduktif yang menarik kesimpulan dari serangkaian asumsi yang sudah diakui kebenarannya ("Beda tapi Tak Sama," hlm. 9 -- 17). Salah satu cerita juga memperkenalkan metode observasi atau pengamatan yang lazim ada dalam satu kerja penyelidikan ("Coretan Berharga," hlm 1 --8).
Kemudian, contoh pengetahuan yang diberikan buku ini adalah konsep halo effect atau efek halo dalam psikologi dan manajemen ("Halo Efek," hlm. 62 -- 67). Konsep ini mengatakan bahwa apabila ada rangkaian kejadian yang membentuk pola umum, maka selanjutnya pola umum itu akan dipersepsikan oleh seseorang ketika orang itu hanya melihat sebagian dari gejala, bukan keseluruhan. Sebagai contoh, ada seseorang di satu lingkungan diketahui sering mencuri. Kemudian, apabila ada pencurian baru terjadi, tudingan akan segera mengarah kepada orang tersebut meskipun orang itu bukan pencuri sesungguhnya dalam kasus baru dimaksud.
Akhirulkalam, buku ini sangat layak dibaca untuk anak-anak dan bahkan oleh orangtua sekalipun karena efeknya yang menghibur dan mencerdaskan. Tambahan lagi, meskipun mengusung tema misteri, buku ini bersih dari segala kemungkinan bahasa negatif karena memang audiens pembaca yang disasar adalah anak-anak.
Judul: 20 Cerita Detektif 2
Penulis: Antologi
Penerbit: Kiddo
Cetakan: I, April 2017
Jumlah halaman: 130 halaman
ISBN: 978-602-424-339-5
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H