Lihat ke Halaman Asli

Demo Mahasiswa, Antara Kegalauan dan Kebingungan

Diperbarui: 23 September 2019   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi | sumber: kompas.com

Setahun kepemimpinan jokowi-jk meninggalkan ketidakpuasan bagi sebagian kalangan masyarakat. Terlepas dari pro kontra, ada upaya dari para mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi rakyat tersebut.

Terhitung ada beberapa kali para mahasiswa berkumpul dan berdemo, namun upaya demo tersebut jauh dari harapan dan gambaran masyarakat  Entah apakah antusiasme mahasiswa yang rendah, ketiadaan idealisme, ketiadaan motivasi dan tujuan, kehilangan daya juangnya, ataukah karena gaya hidup mahasiswa yang telah bergeser menjadi materialistis dan hedonis. Yang jelas semangat dan ruh dari demo para mahasiswa sudah tidak terlihat lagi

Harapan besar masyarakat kepada para mahasiswa agar mampu bersuara lebih lantang, sehingga masyarakat tidak sekedar keluh kesah di dunia maya, tampaknya sulit terpenuhi.

Terlebih jika masyarakat membandingkan dengan sepak terjang mahasiswa tahun 98 yang sukses melengserkan suharto dari kursi kekuasaannya, membuat demo mahasiswa masa kini terlihat hanya sekedar upaya mengaktualisasi jati diri dan mencitrakan diri kepada sesama mahasiswa sebagai mahasiswa yang idealis dan peduli.

Memang, bicara demo jangan dilihat hanya sekedar perebutan kekuasaan, melainkan upaya untuk mempengaruhi pemerintah agar tercipta perubahan-perubahan tertentu yang lebih baik.

Seperti halnya pada demo tahun 98 yang menjadi inspirasi demo masa kini karena sukses mempengaruhi presiden suharto agar mundur. Yang kemudian dijawab dengan kerelaan  suharto untuk mundur dengan damai sehingga pertumpahan darah akibat perang militer dengan sipil tidak terjadi.

Seharusnya para mahasiswa sadar, bahwa demo jalanan ala 98 adalah metode usang dalam memperbaiki keadaan saat ini. Bukan sekedar kondisi dan situasi yang berbeda, melainkan karena tingkat kematangan masyarakat dalam berdemokrasi sudah cukup baik.

Masyarakat sadar, bahwa mereka telah memiliki wadah untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingannya, dan mempercayakan hal tersebut kepada wakil rakyat yang  memang sudah menjadi perannya.

Sehingga mereka justru menganggap demo ala jalanan itu terasa sia-sia, tidak berarti, tidak didengar dan justru mengganggu kepentingan umum.

Ada beberapa alasan yang menjadi penyebab mengapa mahasiswa seolah kehilangan missing link dalam meneruskan aspirasi dan harapan rakyat saat ini

Kesenjangan Informasi antara mahasiswa dan masyarakat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline