Lihat ke Halaman Asli

Suyono Saeran

Berusaha setiap nafas yang terhembus menjadi sebuah kontribusi positif bagi kehidupan

Subuh dan Perjalanan Hati

Diperbarui: 24 Februari 2022   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku terjaga ketika adzan Subuh mengalun merdu dari speaker masjid. Jarum jam menunjuk pada angka 04.45 WIB. Pagi yang masih dingin seolah memelukku erat dan seperti tidak rela aku beranjak dari peraduan. Tapi sekuat tenaga aku bangkit. Alhamdulillahiladzi ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur. Selimut aku lipat. Bantal dan guling aku rapikan. Aku segera beranjak dari tempat tidur yang masih menawarkan kehangatan.

Kulihat istriku yang tidur di sampingku masih terlelap. Wajahnya begitu teduh dan penuh keikhlasan.  Kubelai raut muka yang penuh kedamaian itu dengan hati-hati. Kemudian perlahan kukecup keningnya dan kubisikkan dengan lirih di telinganya, “Sudah Subuh, sayang. Ayo kita jemput pagi yang penuh berkah dengan sholat dan doa yang panjang.”

Tidak lama kemudian istriku terbangun. Sebelum beranjak dari kamar, dia duduk sebentar di pinggir ranjang sambil memandangi wajahku yang dari tadi mengamatinya. Sambil merapikan rambutnya yang terurai, dia tersenyum. Sungguh sebuah senyuman yang begitu indah. Senyuman yang menambah semangatku untuk menjemput Subuh dengan berjamaah bersamanya.

Tidak lama kemudian, kubimbing istriku berdiri. Sambil bergandengan mesra, kami sama-sama ke keran air yang berada di belakang rumah untuk mengambil air wudlu. Dinginnya air di waktu Subuh tidak menghalangi kami untuk bersuci. Karena Subuh itu waktu istimewa yang dikawal malaikat. Karena subuh itu kekuatan yang berisi limpahan keberkahan yang penuh dengan cucuran nikmat. Karena Subuh itu satuan waktu dimana sebuah kehidupan memulai hal yang baru. Subuh itu berisi kesegaran baru, semangat baru dan mengawali segala tantangan kehidupan yang baru.

Karenanya, perlunya mengawali sebuah kehidupan dengan sesuatu yang baik. Dan Subuh itu sebuah permulaan. Kalau awalnya baik tentu insyaa Allah akhirnya akan baik. Karena itu, waktu Subuh itu penting bagi sebuah kehidupan.

Kalau Subuh diisi dengan sholat dan doa yang panjang, keberkahan akan menyelimuti dari pagi sampai malam. Urusan dunia akan dimudahkan. Ridlo Illahi akan diberikan. Dan menjalani kehidupan terasa lapang karena tidak ada lagi sebuah kekhawatiran.

Setelah bersuci, aku bentangkan sajadah. Istriku yang berada di belakangku juga melakukan hal yang sama. Sebelum fardlu Subuh dimulai, kami tunaikan dua rakaat sebelum subuh. Dalam sebuah hadist disebutkan, rak’atal fajri khoirun minaddunia wamaa fiiha, yang artinya dua rokaat salat fajar lebih baik dari dunia dan seisinya.

Banyak sekali istilah yang digunakan untuk menunjukan dua rakaat sebelum subuh, seperti sholat sunah subuh karena dikerjakan sebelum sholat subuh dan sholat barad karena dilaksanakan ketika hari yang masih sangat dingin.

Begitu usai sholat sunah subuh, aku berdiri dan kupandangi wajah istriku yang tertunduk pada ujung sajadah. Wajah yang lembut penuh keikhlasan itu seperti tengah bersiap untuk bersujud menemui Rab-nya. Innii wajjahtu wajhiya lilladzi fathoros samaawaati wal ardlo haniifaaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaati wa nusukii wamahyaaya wa mamaati lillaahi robbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wabidzaalika wa ana awwalul muslimin. 

“Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri.”

Kubaca iqomah pelan dan kuresapi maknanya tentang seruan untuk segera menemui Rab, sang pemilik semesta alam beserta isinya. Setelah itu aku berdiri tegak dengan wajah menunduk dan kupimpin istriku untuk menunaikan sholat subuh berjamaah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline