Aku mulai tersadar, mencoba membuka kelopak mata yang terasa berat. Kepalaku pening. Sekelilingku gelap, karena malam hari.
Ron dan aku masih di dalam mobil. Tapi... Oh mobil ini bukan di tepi jalan, melainkan nyangkut di dahan pohon di tepi jurang kira-kira dua meter di bawah permukaan jalan.
Meskipun terasa nyeri di pelipis, belakang kepala, lengan kiri, dan hidungku, kurasa aku tidak menemukan cedera yang kutakutkan. Sebaliknya, keadaan Ron agak parah. Mungkin tulang-tulang rusuknya patah terhantam dan terjepit setir mobil.
Aku ingin berusaha bangun tapi kuurungkan karena mobil sedikit berayun di dahan pohon. Aku harus memperhitungkan keadaan, jangan sampai keseimbangan mobil terganggu menjadi labil.
"Ouuuhhh...!" terdengar Ron mengerang. Rupanya ia juga mulai tersadar tapi terdengar menyedihkan karena kesakitan yang luar biasa.
"Tenang Ron, jangan bergerak, nanti mobilnya jatuh!"
"Ouuuhhh...!"
Kelihatannya aku harus bersabar dan... berdoa. Sambil memperhatikan keadaan sekeliling.
"Ouuuhhh..., tooolooong aku...!" Ron mulai berkata-kata yang bisa kumengerti.
"Okei Ron. Kalem. Hapenya aku ambil ya, buat minta pertolongan."
"Ouuuhhh...!"