Pada Selasa 13 September 2016 Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto memberitahukan bahwa PDI-P telah memutuskan nama-nama para Kepala dan Wakil Kepala Daerah untuk Pilkada Serentak 2017 meskipun belum mengumumkan nama-nama tersebut. Pemberitahuan itu makin mendekatkan publik kepada informasi tentang nama bakal calon Gubernur DKI 2017.
Dari informasi di atas bisa disimpulkan bahwa PDI-P tidak lagi berada dalam Koalisi Kekeluargaan yang sebagian masih berkutat di seputar Sandiaga Uno.
Ada tiga kemungkinan serius yang terjadi, yaitu PDI-P mendukung Ahok-Djarot, Djarot-"Lainnya", atau "Lainnya"-Djarot.
Ahok-Djarot
Pasangan Ahok-Djarot merupakan salah satu opsi yang pernah diumumkan PDI-P untuk diusung menjadi Calon Gubernur DKI 2017, dan selama ini terjadi komunikasi bahkan pertemuan antara Megawati dan Ahok. Sementara, status Ahok adalah sedang menunggu respons PDI-P untuk bergabung mengusung Ahok sebagai calon gubernur, dengan calon wakil gubernurnya terserah PDI-P.
Djarot-"Lainnya", atau "Lainnya"-Djarot
Dari ucapan Hasto di atas bisa ditafsirkan bahwa kemungkinan terjadinya pasangan seperti ini tidak besar.
PDI-P secara internal telah membentuk pasangan calonnya, yang berarti "Lainnya" ini adalah kader internal PDI-P seperti Tri Rismaharini (Risma) atau Boy Sadikin, atau orang non-partai seperti Budi Waseso (Buwas). Apabila PDI-P memilih kemungkinan ini tentu mereka memerlukan parpol-parpol eks Koalisi Kekeluargaan yang sejalan dalam melawan Ahok, tapi pada kenyataannya PDI-P telah mengabaikan parpol-parpol lainnya itu dalam membuat keputusannya.
Jadi yang tersirat adalah bahwa PDI-P akan mengusung Ahok-Djarot yang sudah diusung Nasdem, Hanura, dan Golkar yang justru sedang menanti datangnya PDI-P bergabung.
Lawan Ahok
Calon yang bisa dianggap hampir pasti adalah Sandiaga Uno dari Gerindra. Dalam paket minimal, sudah terjamin dukungan dari PKS sehingga persyaratan 22 kursi DPRD terpenuhi. Dalam hal ini, PKS menawarkan kadernya, Mardani Ali Sera, untuk menjadi bakal Calon Wakil Gubernur.