Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Gereja Blenduk Semarang Menyala dalam Lukisan Nanang Widjaya

Diperbarui: 3 Januari 2025   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan menyala hasil Lukis on the spot (Sumber: Dokumen Nanang Widjaya) 

Gereja Blenduk Semarang Menyala dalam Lukisan Nanang Widjaya

Oleh: Suyito Basuki

Siapa di antara kita yang pernah berwisata di Kota Lama Semarang, pasti menemukan Gereja Blendhuk warisan pemerintah kolonial Belanda yang sekarang menjadi tempat ibadah GPIB Semarang.

Saya pernah masuk ke gereja yang memilki atap kubah ini.  Saat itu saya sebaga pengurus PGIW Jateng yang sedang mengadakan sidang di dalam gereja kuno tersebut. 

Gereja yang berkapasitas yang cukup untuk sekitar 200 -- 300 orang jemaat itu, kursi-kursinya terbuat dari kayu berbentuk bangku. Ubin dan ornamen dinding masih orisinal.  Masuk ke gedung suasananya sejuk meski tidak dibantu oleh AC.

Gereja yang Unik

Bentuk gerejanya yang unik, membuat setiap pengunjung wisata Kota Lama ingin mengabadikan diri dengan berlatar belakang gedung gereja ini.  Rupanya tidak hanya wisatawan saja yang tertarik dengan gedung Gereja Blenduk ini, tetapi Nanang Widjaya, pelukis kelahiran Jakarta yang saat ini bermukim dan memiliki galeri di Jogja juga terpesona dengan Gereja Blendhuk ini.

Gereja Blenduk dari depan, lukisan Nanang Widjaya (Sumber: Dokumen Nanang Widjaya)

Menurut catatan Wikipedia, Gereja Blenduk didirikan pada tahun 1753; bangunan awalnya bergaya joglo. Meskipun diperuntukkan bagi umat Protestan, umat Katolik juga menggunakannya hingga gereja Katolik pertama di kota ini, di Gedangan, dibangun.

Gereja ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1787.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline