Gereja Blenduk Semarang Menyala dalam Lukisan Nanang Widjaya
Oleh: Suyito Basuki
Siapa di antara kita yang pernah berwisata di Kota Lama Semarang, pasti menemukan Gereja Blendhuk warisan pemerintah kolonial Belanda yang sekarang menjadi tempat ibadah GPIB Semarang.
Saya pernah masuk ke gereja yang memilki atap kubah ini. Saat itu saya sebaga pengurus PGIW Jateng yang sedang mengadakan sidang di dalam gereja kuno tersebut.
Gereja yang berkapasitas yang cukup untuk sekitar 200 -- 300 orang jemaat itu, kursi-kursinya terbuat dari kayu berbentuk bangku. Ubin dan ornamen dinding masih orisinal. Masuk ke gedung suasananya sejuk meski tidak dibantu oleh AC.
Gereja yang Unik
Bentuk gerejanya yang unik, membuat setiap pengunjung wisata Kota Lama ingin mengabadikan diri dengan berlatar belakang gedung gereja ini. Rupanya tidak hanya wisatawan saja yang tertarik dengan gedung Gereja Blenduk ini, tetapi Nanang Widjaya, pelukis kelahiran Jakarta yang saat ini bermukim dan memiliki galeri di Jogja juga terpesona dengan Gereja Blendhuk ini.
Menurut catatan Wikipedia, Gereja Blenduk didirikan pada tahun 1753; bangunan awalnya bergaya joglo. Meskipun diperuntukkan bagi umat Protestan, umat Katolik juga menggunakannya hingga gereja Katolik pertama di kota ini, di Gedangan, dibangun.
Gereja ini kemudian dibangun kembali pada tahun 1787.