Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Lebih Bersabar dan Berhati-hati

Diperbarui: 11 Juni 2024   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabar berkendara agar tidak menyesal kemudian (sumber gambar: Garda.oto)

Lebih Bersabar dan Berhati-hati

Oleh: Suyito Basuki

"Braak!" Saya menengok ke arah kiri, sambil terus memegang kemudi mobil.  Aduh, spion kiri mobil saya kegasak bak truk besar yang melaju di depan.  Mulanya saya ingin mendahului truk tersebut.  Hari sudah beranjak malam, ingin segera sampai rumah setelah dari perjalanan luar kota.  Saat mau menyalip truk itu, ada kendaraan motor dari arah depan yang tidak mau memberi jalan.  Sehingga saya tidak meneruskan laju mobil yang saya kendarai.  Saya lebih memilih untuk mengerem dan mobil sedikit saya arahkan ke kiri, supaya motor tersebut memiliki kelonggaran jalan.  Tapi yang  terjadi adalah, spion mobil saya rupanya menyenggol bak truk, sehingga spion patah dan hancur berkeping-keping.

Ada keinginan untuk berhenti dan memeriksa kondisi mobil, tetapi saya tunda, lebih memilih tetap melaju dengan berbagai macam perasaan, menyesal, marah, kecewa, malu dan lain-lain.  Sesampai di pom bensin, saya berhenti untuk mengisi BBM.  Usai mengisi BBM, saya turun melihat spion mobil yang sudah amburadul.  Semula saya takut, bahwa bak truk itu juga menyenggol bodi mobil. Ternyata yang tersambar oleh bak truk hanya spion sebelah kiri saja.  Saya bersyukur sambil dalam hati berpikir, akh soal spion tidak seberapa, coba kalau sampai perbaikan kerusakan bodi mobil, wah bisa lebih repot.

Namun pelajaran utama yang saya pikirkan adalah, lain kali saya harus lebih sabar dan berhati-hati!  Benar, bahwa sebelumnya saya memang merasa tidak sabar.  Agak jengkel dengan truk besar yang berada di depan saya.  Jujur, waktu itu saya ingin segera mendahuluinya, tanpa memperhatikan bahwa jalanan tidak begitu lebar.  Saya mau memaksakan diri.  Untung saja saya tidak jadi  menerobos.  Jika itu yang terjadi, mungkin bisa saja motor dari arah depan yang kemudian tersenggol atau tertabrak mobil yang saya kendarai, sehingga urusan bisa menjadi tambah panjang.

Bermanfaat bagi Kehidupan

Lebih sabar dan berhati-hati ternyata bisa berdampak bagus untuk kehidupan.  Dengan lebih sabar, maka pikiran akan menjadi lebih tenang, sehingga dapat memikirkan segala sesuatu dengan lebih baik dan berdaya guna.  Dengan lebih berhati-hati, maka dapat menyelamatkan diri sendiri atau orang lain, setidaknya meminimalisir terjadinya kecelakaan.  Lebih berhati-hati juga dapat mencegah adanya  pertengkaran.  Coba saja misalnya seseorang tidak berhati-hati dengan pembicaraannya, maka dapat saja timbul adu mulut dan bahkan adu fisik, yang kesemuanya tidak bermanfaat apa-apa dan merugikan semuanya.

Dalam dunia pewayangan ada contoh tokoh yang sabar dan sebaliknya ada juga contoh tokoh yang tidak sabaran.  Contoh tokoh yang sabar dalam berperilaku adalah raja Amarta yang bernama Puntadewa.  Puntadewa yang adalah sulung dari Pandawa ini dalam segala perkara, ia berusaha mengendalikan dirinya supaya tidak marah dan mengambil keputusan yang sembrono.  Dalam pewayangan disebutkan bahwa Puntadewa ini memiliki darah yang berwarna putih.  

Puntadewa dan adik-adiknya, kesemuanya disebut Pandawa (sumber gambar: Tabloid Elemen)

Sebaliknya tokoh yang tidak sabaran, gampang marah dan tidak memperhitungkan resiko perbuatan adalah raja Mandura, Prabu Baladewa.  Bahasa jawa yang sering digunakan untuk Prabu Baladewa ini adalah dia memiliki sifat getapan.  Oleh karena itu kalau sesuatu terjadi tidak berkenan di hatinya, maka cepat marah dengan suara yang keras. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline