Di Sebalik Srikandi-Bisma (Episode 13)
Oleh: Suyito Basuki
Lonceng sekolah berdentang. Pelajaran usai. Siswa-siswa SMP keluar. Banyak orang tua sudah menjemput anak-anak mereka. Yang lain, pada keluar dengan naik sepeda. Bagas berdiri termangu menatap teman-temannya yang dijemput orang tua mereka, ada yang pakai motor, ada yang pakai mobil.
Bagas mengeluh dalam hati,"
"Akh, ayah, kamu di mana? Seperti apa wajahmu ayah? Aku pengin sekali bertemu denganmu, aku ingin kamu jemput seperti teman-temanku...Aku banyak kesulitan yang harus aku tanggung sendiri."Air mata Bagas meleleh, Bagas menyekanya. Bagas teringat beberapa hari yang lalu, ibunya berkata,"Kamu tidak bisa berlama-lama tinggal di sini Bagas, kamu harus segera pulang ke rumah kakekmu. Kamu tahu ibu repot ngurusi adik-adikmu, apalagi saat ini bapak tirimu lagi ke luar kota."
Bagas menjawab, sampaikan keadaannya,"Ibu, aku kesulitan dalam hal keuangan. Beberapa bulan ini aku belum bayar uang sekolah, dapatkah ibu membantuku?"
"Kakekmulah yang harusnya bertanggung jawab, Bagas. Ibu tidak bisa membantumu, adik-adikmu juga membutuhkan uang sekolah. Apalagi sekarang situasi lagi sepi, pekerjaan apa pun lagi susah. Kami tidak bisa membantumu," Ibu Bagas menjawab sambil menggendong adik Bagas yang paling kecil."
Bagas menjawab pelan,"Iya, iya ibu...saya pamit pulang ke rumah kakek dulu."