Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Sedekah Bumi, Takluknya Dalang pada Pakem Tradisi

Diperbarui: 16 Mei 2024   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wayangan sedekah bumi lakon Dewi Sri Luhwati (dokumen pribadi)

Sedekah Bumi, Takluknya Dalang pada Pakem Tradisi

Oleh: Suyito Basuki


Jumat Pahing 10 Mei 2024 yang baru lalu, saya diminta Bapak Petinggi (Bapak Lurah) desa kami untuk ikut menggelar pentas wayang kulit dalam acara sedekah bumi. Saya diminta untuk memulai pementasan, kemudian diteruskan dengan rekan dalang yang lain.

Seudah sejak sekitar 5 tahun yang lalu, pementasan wayang dalam rangka sedekah bumi selalu memanfaatkan dalang lokal yang tinggal di desa kami, Karanggondang.

Empat tahun yang lalu saya menerima giliran mendalang semalam suntuk. Tidak hanya dalang setempat, tetapi juga wayang dan gamelan serta para panjak atau pengrawit diusahakan dari desa kami juga. Kalau sinden bisa didatangkan dari berbagai daerah, karena di desa kami belum ada sinden yang bisa diandalkan.

Dalam percakapan awal dengan rekan dalang yang lain tersebut, direncanakan saya akan mementaskan pakeliran padat sekitar 2,5 jam dengan lakon inti sedekah bumi. Kemudian rekan dalang yang lain akan melanjutkan dengan cerita tersendiri. 

Saya kemudian bertanya kepada rekan dalang asli Jepara yang sudah dianggap sepuh dan menjadi sumber cerita khas Jepara. Saya mendapatkan lakon "Dewi Sri Luhwati." Segera saya buat skenario lakon yang meliputi pembagian pathet, yakni pathet 6, pathet 9, dan pathet manyura.

Naskah itu sudah jadi. Ketika ketemu dengan rekan dalang yang bernama Ki Suryo itu, kami mendiskusikan pelaksanaan lakon kami tersebut. Dia sudah menyiapkan catatan lakon yang hampir sama dan lebih lengkap menurut saya.

Dengan berbagai pertimbangan, maka kami hanya akan mementaskan satu lakon saja dalam pementasan satu malam. Seperti yang diharapkan Bapak Petinggi kami, saya hanya mementaskan di bagian awal saja. Saya membatasi tampil hingga adegan Limbukan, setelah itu rekan dalang akan melanjutkan hingga pentas rampung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline