Perlunya Tulang dalam Penulisan
Oleh: Suyito Basuki
Semalam saya disodori istri sebuah buku antologi cerpen yang ditulis keroyokan guru dan murid di SMA tempat ia mengajar. Langsung saya lahap cerpen yang ditulisnya. Pertama saya sangat mengapresiasi kemampuannya menulis cerpen di sela-sela kesibukannya mengajar mata pelajaran Fisika, sebuah mata pelajaran yang sulit bagi saya. Tidak saja cerpen dan tulisan esai untuk kenaikan kepangkatannya, dia juga menulis novel yang sudah diterbitkan. Novel itu berjudul "Menguak Takdir Menepis Mimpi". Terkait dengan cerpen yang ia tulis di antologi, kemudian saya memberi komentar sedikit mengenai perlunya penulisan dengan memperhatikan aturan ejaan yang disempurnakan terkait dengan penempatan koma dan konsistensi penggunaan sebuah kata atau nama dan lain-lainnya.
Serangan balik kemudian dia lakukan. "Kan dulu sudah tak minta untuk diedit, tapi mas nggak ada waktu. Karena tenggat waktu penulisan terbatas, maka segera saja aku kirim ke pihak editor..." Waduh, serangan telak, menjadikanku terdiam beberapa saat, merasa bersalah. Pasalnya dia selalu membantu mengedit atau menyunting naskah-naskah yang kutulis di Kompasiana. Tanpa kesepakatan tertulis, dia selalu mengedit tulisan-tulisanku. Biasanya kesalahan tulis kata yang ia temukan, misal seharusnya "dalam", kutulis "dlam" dan kesalahan sejenis. Sudah pernah dua kali mendapat honor dari Kompasiana, tidak seberapa sih karena di urutan akhir, uang masuk ke akun Go Pay. Lalu istriku berkata,"Kirimi Go Pay dong untuk ngGo Jek." Segera saja kukirimi sesuai dengan jumlah yang ia minta, lalu tidak berapa lama katanya lewat WA "Anak wedok minta Go Food nih, hehehe..."
Maksud Tulang
Kata "tulang" ini saya dapatkan ketika mengikuti orientasi pelajaran di sebuah sekolah teologia di Bandung tahun 1990. "Tulang" itu adalah sebuah akronim yang kepanjangannya "tulis ulang." Pada tahun-tahun itu, tulisan dibuat dengan mesin ketik manual, sehingga tulis ulang atau penulisan ulang menjadi sesuatu hal yang memang perlu dikerjakan supaya tulisan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu yang dapat mengganggu penulis dalam menyampaikan pesan melalui tulisannya.
"Tulang" itu adalah langkah dalam penulisan termasuk dalam pekerjaan editing atau penyuntingan. Kata "edit" sendiri sebagai akar kata editing dalam bahasa Inggris memiliki arti membaca dan memperbaiki (naskah), mempersiapkan (naskah) untuk diterbitkan (John M. Echols, Kamus Inggris Indonesia, hal. 207). Sedangkan kata "sunting" yang adalah akar kata penyuntingan memiliki makna umum hiasan (bunga dsb) yang dicocokkan di rambut atau di belakang telinga. Sedangkan kata "sunting" atau "menyunting" dalam penulisan memiliki pengertian menyiapkan naskah siap cetak atau siap untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa yang menyangkut ejaan, diksi, dan struktur. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 871)
Ejaan, Diksi, dan Struktur
Sebagaimana definisi "sunting", "penyuntingan", "menyunting" maka beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah langkah penulisan. Sebelum diterbitkan tulisan perlu dicermati lagi dari segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa yang menyangkut ejaan, diksi, dan struktur.