Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Mengenang Kiprah Ardiyanto Pranata dalam Bursa Seni FKY 1997

Diperbarui: 26 Oktober 2022   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ardiyanto Pranata (alm) (Sumber Foto: Dokumen Pribadi)

Oleh: Suyito Basuki

Jagat berkesenian Jogja, belum lama ini berduka.  Seorang seniman lukis batik, sekaligus seorang kolektor seni lukis, Ardiyanto Pranata meninggal dunia, Rabu, 19 Oktober 2022 di di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta dalam usia 78 tahun.  Ardiyanto Pranata lahir di Surabaya 7 September 1944.  Ardiyanto Pranata semasa hidup Jl. Magelang KM 5,8 Yogyakarta.  

Ia yang sering disebut sebagai seorang insinyur, menyelesaikan pendidikan  S3 Tehnologi Pangan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta juga mengikuti kursus Ikebana di Yogyakarta (1966-1969); Graphic Design Training di Amsterdam (1992).  Kecintaannya pada batik menyebabkannya ia mengikuti  Workshop Batik on Wool di Yogyakarta (1997); Printmaking Workshop di Darwin Australia (1667-1998).

Kepergian Ardiyanto untuk selamanya menimbulkan kenangan-kenangan rekan-rekan sesama seniman Jogja saat masih aktif berkiprah dalam dunia seni rupa terutama.  

Beberapa rekan seniman nampak hadir dalam pelayatan pemakamannya dan memberikan kesan-kesan terhadap eksistensinya dalam menggeluti kesenian semasa hidupnya.  Bahkan secara khusus ada yang mengenang keterlibatannya dalam Bursa Seni Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) di tahun 1997.

Anekdot yang Menyedot

Godod Sutejo yang melayat bersama istri mengenang Ardiyanto sebagai sosok yang luar biasa. Godod Sutejo jadi teringat saat jadi panitia FKY seksi bursa seni 13 Juli 1997.  

Atas bantuan Ardiyanto yang mendirikan PT. Ardiyanto Wijayakusuma Batik Yogyakarta sejak tahun 1972, dengan galeri dan mulai tahun 1972 sampai sekarang ini bursa seni tersebut bisa dikunjungi tokoh tokoh yang luar biasa.

Pelukis Godod Sutejo melayat bersama istri (Sumber Foto: Dokumen Pribadi)

"Mulai Marzuki Usman yang saat itu Menteri Pariwisata Indonesia, Joop Ave kepala rumah tangga istana, Ibu Dewi Motik Pramono, Ibu Susrinah (Menteri Sosial ) yang ditemani ibu Sulentoro Sulaiman dan tokoh tokoh lain yang sangat susah di sebutkan satu satu hadir saat itu," demikian Godod Sutejo menceritakan kilas balik pengalaman hidupnya bersama Ardiyanto.  "Pokoknya heboh saat itu," ujar Godod menambahkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline