Tulus, Selamat dari Kecelakaan Pesawat
Oleh: Suyito Basuki
Masih ingat ya kecelakaan pesawat Lion Air pada tanggal 29 Oktober 2018? Pesawat Boeing 737 MAX 8 Lion Air penerbangan JT 610 dengan jadwal penerbangan Jakarta -- Pangkal Pinang jatuh setelah 13 menit mengudara. Kejadian itu menewaskan 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot dan 5 kru pesawat (Kompas.com 29 Oktober 2021).
Ada seorang penumpang pesawat itu yang batal ikut penerbangan karena perusahaan tempat ia bekerja memintanya untuk berangkat ke Pangkal Pinang sehari sebelum jadwal penerbangan di tanggal 29 Oktober 2018 tersebut.
Penumpang tersebut bernama Tulus, lengkapnya Tulus Rusidi. Pria kelahiran Wonogiri 40 tahun yang lalu itu, kemarin hari Jumat 10 Juni 2022 menikah dengan seorang wanita kelahiran Jepara, Santi Mulatsih.
Saya sebagai petugas pembantu pencatat perkawinan dari Disdukcapil, kebetulan yang bertugas mencatat pernikahan mereka. Setelah pelaksanaan pencatatan pernikahan, kami diundang ke rumah pengantin putri untuk mengikuti pesta pernikahan yang sederhana. Pada saat itulah, maka pengantin pria, Tulus Rusidi ini, kami pangil Tulus saja, bercerita dirinya selamat dari kecelakaan sebuah pesawat itu.
Bekerja di Kapal Penghisap Pengeboran Timah
Tulus sudah lama merantau di Jakarta. Awal mulanya Tulus bekerja sebagai tenaga yang mempersiapkan sound system di sebuah gereja besar di Jakarta.
Bertahun-tahun ia menghayati pekerjaan itu hingga suatu ketika ada seorang warga jemaat gereja yang memiliki menantu yang memiliki usaha penambangan timah di Batam. Saat perusahaan penambangan timah membutuhkan tenaga kerja, maka Tulus direkomendasi untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Akhirnya Tulus bekerja di penambangan timah tersebut yang memiliki 6 buah kapal penghisap pengeboran timah mitra dari PT Pengolahan Timah, perusahaan BUMN milik negara. Tulus bekerja di bagian manajemen yang mengurusi operasional di kapal penambangan timah itu.