Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Saat Sutradara Film Hanung Bramantyo Bertanya Religi R.A. Kartini

Diperbarui: 21 April 2022   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Kartini yang dibintangi Dian Sastro (Sumber Foto: suara.com)

Saat Sutradara Film Hanung Bramantyo Bertanya Religi R.A. Kartini

Oleh: Suyito Basuki

Hanung Bramantyo merelease film Kartini tahun 2017.  Film ini, tidak jauh berbeda dengan film Kartini sebelumnya yang menceritakan Kartini yang dipingit, Kartini yang memiliki cita-cita emansipasi bagi bangsanya dan aktivitas Kartini dalam mendirikan sekolah gadis untuk mewujudkan cita-citanya itu.

Hanya saja film yang dibintangi Dian Sastro ini memilih angle bagaimana Kartini yang digambarkan memiliki sikap pemberontak dalam menyikapi ibu kandungnya, Ngasirah  yang seorang pribumi mendapat perlakuan diskriminatif di dalam kalangan keluarganya. 

Hanung Bramantyo sebagai sutradara film, pada tahun 2014 dalam rangka melakukan studi tentang Kartini, datang ke Jepara, berkunjung ke pendapa kabupaten Jepara untuk melihat tempat pingitan Kartini dan hal lain yang terkait dengan Kartini.  Yang mengejutkan bagi kami, Hanung Bramantyo berkunjung ke gereja kami, Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) Kedungpenjalin Jepara.  

Sekedar informasi saja bahwa gereja kami termasuk gereja yang tertua usianya di antara gereja-gereja yang ada di kota atau Kabupaten Jepara.  Meski gereja kami memiliki sejarah sebagai gereja yang mandiri, karena mendirikan gereja dan menyiapkan lahan secara mandiri oleh pribumi, tetapi dalam hal pengajaran rohani, berhutang budi kepada seorang missionaris Belanda yang bernama Pieter Jansz dari zending mennonit Belanda (Doopsgezind).  

Sebagaimana yang tertulis dalam buku Tata Injil di Bumi Muria,  Pieter Jansz membaptis Pasrah Karso pendiri gereja kami 24 Februari 1858.  Pasrah Karso setelah melalui berbagai usaha, akhirnya menemukan sebuah tempat di desa Karanggondang dan mulai menyiapkan lahan perkampungan serta mendirikan jemaat Kristen di tahun 1859 dengan nama Gereja Jawa Muria Kedungpenjalin. (h. 98)  

Pembangunan gedung gereja yang sudah dirintis sejak tahun 1881, akhirnya mencapai penyelesaiannya dan diresmikan pada tanggal 13 Oktober 1895.  Di gedung gereja ini , Pdt. Johan Hubbert missi dari Rusia dapat mengajar 130-250 orang pendengar. (h. 104)

Singgungan dengan Nasrani

Hanung Bramantyo saat berkunjung ke gereja kami, setelah bertanya ini itu, lalu bertanya kepada saya,"Apakah Kartini dulu mempunyai guru rohani dari gereja ini?"  Saya jawab, bahwa saya tidak tahu akan hal itu.  Saya sampaikan yang saya tahu adalah informasi bahwa Kartini remaja pernah datang ke gedung gereja kami menemani ayahandanya Bupati Jepara R.M. Adipati Sosroningrat pada waktu gereja punya acara peresmian gereja kami dan kemungkinan besar sekaligus acara penahbisan pendeta Johan Hubbert sebagai pendeta di Gereja Jawa Muria Kedungpenjalin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline